Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Said Aqil Siradj melontarkan pernyataan kontroversial dengan menuding bahwa sejumlah masjid di kampus negeri Indonesia sebagai pusat penyebaran paham radikalisme.
Secara khusus Said menyebutkan nama kampus seperti Institut Teknologi Bandung(ITB), Institut Pertanian Bogor (TPB), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). Bahkan secara jelas Said menyebut nama masjid Salman ITB sebagai pusat penyebaran radikalisme.
"Seperti di ITB, IPB, ITS dan lainnya. Terutama ITB lewat Masjid Salman," ujar Said pada peluncuran Pusat Komando dan Kartu Pintar Nusantara di kantor NU, Jakarta Pusat, seperti dilansir tempo.co, selasa(23/5/2017).
Said meminta Kementerian Komunikasi dan Informasi semakin aktif membendung radikalisme yang berkembang di dunia maya.
Said mencontohkan negara-negara di Timur Tengah yang sukses membendung konten pornografi. Dia yakin tayangan radikalisme juga dapat dibendung di Indonesia.
"Melihat film porno lebih baik dari pada menonton ceramah provokatif dari teroris. Karena kalau lihat porno, pasti sambil beristighfar," ujar Said berkelakar dalam pidatonya.
Menurut Said, kerap beredar ceramah-ceramah yang membawa dalil yang kurang sesuai dengan keadaan kekinian sehingga lebih bersifat provokatif.
Dalam acara tersebut hadir pula Menteri Komunikasi dan Informasi Rudiantara, Plt Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat dan Presiden Direktur PT XL Axiata Dian Siswarini.
Sementara sejumlah jamaah masjid Salman ITB keberatan dengan pernyataan Said dan mempertanyakan balik apa dasarnya main fitnah kepada Masjid Salman yang telah berhasil melahirkan Ilmuan Muslim Indonesia.
"Tidak pernah saya dengar Ustadz atau Kiyai yang ceramah di masjid Salman mengajarkan kekerasan atau radikalisme, semuanya mengajarkan kedamaian Islam yang rakhmatalil alaamin" ujar salah seorang jamaah Masjid Salman kepada Islamedia, rabu(24/5/2017). [islamedia].
Syiah selalu bertentangan dengan ahlus sunnah wal jama'ah.
ReplyDeleteSyiah selalu bertentangan dengan ahlus sunnah wal jama'ah.
ReplyDelete