Pengamat: Ada Tujuh Fakta Bahayanya PDIP Berkuasa
Pengamat Hukum dan Politik dari The Indonesian Reform, Martimus Amin, SH mensinyalir tujuh fakta berbahayanya PDIP berkuasa. Ketujuh fakta ini nyata terasa hari ini.
Sebagaimana diketahui, seusai reformasi, PDIP telah dua kali berkuasa. Pertama, pada saat rezim Megawati. Kedua, saat ini, yaitu rezim Jokowi yang merupakan kader PDIP.
Apa saja tujuh fakta tersebut? Martinus menyatakan sebagai berikut:
1. Asset negara dijual
Fakta yang terkenal adalah Indosat dijual ke Singapura dan Blok Gas Tangguh dijual ke China. Kedua fakta itu terjadi pada masa Megawati. Sekarang ditengarai, BUMN di sektor keuangan dijual juga ke China dengan kedok penambahan modal.
2. Korupsi dan a-susila merajalela
Korupsi saat ini terjadi demikian merajalela. KPK justru mandul atau dimandulkan.
3. Premanisme & anarkis dimana-mana
Premanisme dan anarkis merajalela. Penyidik KPK, Novel Baswedan merupakan korban dari premanisme yang hingga saat ini seolah dibiarkan bebas. Sedangkan anarkisme yang terjadi pada saat penghadangan Sobri Lubis di Kalimantan Barat dan Fahri Hamzah di Manado, juga dibiarkan oleh rezim PDIP yang gubernurnya adalah kader PDIP
4. Komunisme bangkit
Pada saat PDIP berkuasa, iklim gerakan komunisme dihidupkan. Akibatnya para penganut ideologi komunis bebas berpropoganda ke masyarakar yang akibatnya membuat suhu politik meningkat panas.
5. Orang kafir petantang-petenteng
Berikutnya orang yang tidak beriman kepada Allah menurut orang Islam atau disebut Kafir, petantang-petenteng. Mereka menunjukkan aktivitas kafir seperti menghina Al-Qur’an dan Nabi Muhammad Saw. Anehnya aktivitas kekafiran ini seolah dilindungi rezim PDIP.
6. Islam diobok-obok
Seperti halnya membiarkan kekafiran, implikasinya tentu saja akan mengobok-obok Islam. Islam dibenturkan satu sama lain. Isu Islam radikal dan moderat diproduksi oleh intelijen kemudian dibenturkan satu sama lain. Ini hanya ada di rezim PDIP.
7. Ulama dizalimi
Ulama dikriminalisasi. Zaman Megawati yang juga dari PDIP, ulama sepuh Abu Bakar Baasyir dikriminalisasi dan diperlakukan kasar hingga dirawat di rumah sakit saat itu.
Saat Jokowi berkuasa, ulama kembali jadi target. Saat ini Muhammad Al-Khattat masih ditahan. Habib Rizieq dikejar dan diintimidasi. Akibatnya Habib Rizieq, mengasingkan diri di Arab Saudi.
Sebenarnya terdapat satu lagi fakta berbahaya berkuasanya PDIP. Di zaman Jokowi, aktivitas separatisme dan subversif terhadap NKRI dibiarkan. Papua dan Minahasa menuntut merdeka dibiarkan tanpa tindakan tegas.
Semua fakta berbahaya di atas hanya ada di masa ketika PDIP memegang pucuk pemerintahan. (zs)
0 komentar:
Post a Comment