Di penutupan Forum G20 hari Senin (5/9) di Hangzhou, China, Presiden Erdogan angkat jari empat simbol RABIA di hadapan peserta forum yang di dalamnya termasuk Assisi si pengkudeta.
RABIA (yang dalam bahasa Arab artinya Empat) adalah nama suatu tempat di Mesir di mana rakyat Mesir pendukung Presiden Mursi dibantai tentara pengkudeta Assisi saat mereka demo secara damai berbulan-bulan menuntut presiden pilihan rakyat demokratis, Muhammad Mursi agar dibebaskan dan kembali menjadi presiden yang sah secara konstitusional.
Begitulah konsistensi sikap ukhuwah Presiden Erdogan terhadap saudaranya seiman Presiden Mursi, yang hingga hari ini masih mendekam dalam jeruji besi rezim Assisi.
Dalam setiap kesempatan, Erdogan gunakan untuk terus mendukung Mursi, mengingatkan kemunafikan negara-negara "demokratis" dunia yang mengakui Assisi si pengkudeta, dan membiarkan presiden Mursi yang terpilih secara demokratis dipaksa tentara hingga dipenjara.
Keistiqomahan Erdogan ini juga menunjukan keyakinannya bahwa masa depan yang gemilang akan Allah berikan bagi hamba-hambaNya yang bertaqwa, walau sekarang kondisi yang ada seperti terkungkung tembok kemustahilan.
إِنَّ ٱلۡأَرۡضَ لِلَّهِ يُورِثُهَا مَن يَشَآءُ مِنۡ عِبَادِهِۦۖ وَٱلۡعَـٰقِبَةُ لِلۡمُتَّقِينَ
"Sesungguhnya bumi [ini] kepunyaan Allah; dipusakakan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya dari hamba-hamba-Nya. Dan kesudahan yang baik adalah bagi orang-orang yang bertakwa." [QS Al' A'raf: 128]
0 komentar:
Post a Comment