Publik dikejutkan dengan aksi Pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) yang resmi mencabut alias menghapus 3.143 Peraturan Daerah (Perda) di beberapa daerah. Anehnya, Perda yang dicabut itu tidak sedikit yang mengandung unsur keislaman. Dimana, diantaranya adalah himbauan berbusana Islami bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang beragama Islam.
DPR RI pun angkat bicara terkait penghapusan Perda yang terjadi. Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sekaligus Wakil Ketua Komisi II DPR Almuzzammil Yusuf meminta pemerintah pusat menghormati hak pemda dalam menjalankan otonomi daerah yang dilindungi konstitusi. Ini disampaikannya menyusul adanya pencabutan ribuan perda oleh pemerintah pusat.
Beberapa Perda bernuansa islami yang dihapus sebagai berikut:
- Himbauan berbusana muslim kepada kepala dinas pendidikan dan tenaga kerja.
- Wajib bisa baca Al Qur’an bagi siswa dan calon pengantin.
- Kewajiban memakai jilbab di Cianjur.
- Pelarangan membuka restoran, warung, rombong dan sejenisnya di bulan Ramadhan.
- Makan dan minum atau merokok di tempat umum pada bulan ramadan.
- Khatam Al Quran bagi peserta didik pada pendidikan dasar dan menengah.
- Tata cara pemilihan kades, calon dan keluarganya bisa membaca Al Quran.
- Kewajiban membaca Al Quran bagi PNS yang akan mengambil SK dan Kenaikan Pangkat.
- Begitu juga calon pengantin, calon siswa SMP dan SMU, dan bagi siswa yang akan mengambil ijazah.
- Kewajiban memakai busana muslim (Jilbab) di Dompu.
- Kewajiban mengembangkan budaya Islam (MTQ, qosidah, dll)
- Baca, Sadis! Jokowi Hapus Perda-perda Bernuansa Islami
“Marilah kita bersyukur bersama-sama, mari kita ajak hati kita, mari kita perkuat kekompakan kita, mari kita perteguh kerja sama kita membangun bangsa dan negara,” ujar Presiden.
“Kita semuanya harus optimis bahwa kita bisa memenangkan persaingan, bisa menjadi pemenang di kancah persaingan yang sangat ketat sekarang ini,” kata Presiden.
Untuk memenangkan persaingan, Presiden mengingatkan agar tidak surut selangkah pun. “Kita harus bangun konektivitas dari Sabang sampai Merauke, hambatan birokrasi yang ada harus kita pangkas, kualitas SDM semuanya harus kita tingkatkan,” tutur Presiden
Presiden berharap melalui pertemuan ini dapat saling mengisi, saling sharing, saling menutup adanya kekurangan-kekurangan yang kita punyai. “Dan dengan kerja keras dan kerja sama itu saya yakin negara kita benar-benar bisa menjadi negara yang baldatun toyyibatun warobbun ghofur (negara yang baik dan selalu dalam ampunan Allah),” ucap Presiden mengakhiri sambutannya.
0 komentar:
Post a Comment