Razia Satpol PP Kota Serang diProtes media liberal, Satpol PP DKI lebih kejam dibawah perintah Ahok
Media ‘liberal’ terlihat sangat tidak adil dalam memberitakan penegakan Perda Kota Serang, yakni razia Satpol PP Kota Serang terhadap warung makan yang buka siang hari di Bulan Ramadhan.
Pendapat itu disampaikan pemikir Islam Muhammad Ibnu Masduki kepada intelijen (13/06). Soal razia pedagang kecil, Ibnu Masduki membandingkan razia Satpol PP Kota Serang dengan Pemprov DKI di bawah Gubernur Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
“Kalau mau jujur, kelakukan Satpol PP di Jakarta di bawah Ahok, kelakukannya lebih kejam daripada di Serang yang merazia warung saat bulan Ramadhan,” tegas Muhammad Ibnu Masduki.
Kata Ibnu Masduki, media massa maupun “orang-orang” liberal tidak suka terhadap penerapan kebijakan yang dibuat pemerintah dalam hal menghormati bulan suci Ramadhan. “Kebijakan ini untuk menghormati bulan suci Ramadhan, dan yang dilakukan bagian dari penegakan hukum,” tegas Ibnu Masduki.
Agar berimbang dalam menyikapi isu razia warung di Kota Serang, Ibnu Masduki meminta publik untuk melihat kelakuan Satpol PP di Jakarta yang terhadap orang-orang kecil. “Kita berbicara penegakan hukum, Ahok memerintahkan Satpol PP menertibkan PKL di jalan-jalan dan caranya sangat kasar, tetapi suara protesnya tidak sekencang Satpol PP Kota Serang. Yang terjadi di Serang juga penegakan hukum, tetapi orang melihat lain. Ini ketidakadilan namanya,” jelas Ibnu Masduki.
Selain itu, Ibnu Masduki menegaskan, saat warga Hindu di Bali merayakan Nyepi, umat lain harus menghormati. “Tetapi saat umat Islam menjalankan puasa, seharusnya orang yang tidak puasa menghormati yang puasa. Bukan dibalik. Kasus di Bali orang tidak protes tetapi ketika umat Islam, pada protes, ini jelas untuk mendiskreditkan Islam,” papar Ibnu Masduki.
Diberitakan sebelumnya, Satpol PP Kota Serang, pada Rabu (08/06) menggelar razia warung di Pasar Rau, Kota Serang, Banteng yang membuka dagangannya di siang hari saat bulan Puasa Ramadhan. Salah satu warung makan yang dirazia milik Ibu Eni. Seperti diberitakan media, Bu Eni mengaku tidak blak-blakan membuka wartegnya, yakni dengan diberikan penutup kain gorden. [intelijen]
0 komentar:
Post a Comment