Kisah Peneliti Inggris Jadi Mualaf Usai Pelajari Alquran
Jon Dean menjadi seorang muslim setelah mempelajari kehidupan muslim di Arab Saudi, di mana dia bekerja sebagai seorang ahli di industri kesehatan dan nutrisi.
Perjalanan Dean menjadi mualaf diawali saat dia pindah ke Riyadh, Arab Saudi untuk bekerja sekitar 2008-2009. Dean tidak tahu apa-apa tentang Islam sebelumnya, terlepas dari fakta bahwa ia telah melihat berita-berita miring tentang Islam di TV.
Dia melihat bahwa Arab Saudi dan negara-negara Timur Tengah tercabik-cabik oleh perang. Orang di sana suka meledakkan diri mereka di sana-sini. Sehingga dia beranggapan bahwa Islam sangat kaku. Sedikit saja keluar dari jalur maka akan berada dalam penjara, dicambuk bahkan tangan dipotong.
Jadi hal pertama yang Dean lakukan adalah memahami Islam secara benar untuk memastikan dia tidak berakhir di penjara. Dia mulai membaca sedikit tentang Islam.
Saat menginjakkan kakinya di Arab Saudi, Dean melihat pakaian perempuannya benar-benar tertutup. Sementara semua laki-laki mengenakan pakaian tradisional mereka. Dean mendapatkan Saudi bukan negara yang murah senyum. Orang-orang tidak banyak tersenyum saat berpapasan di jalan.
Namun Dean memperhatikan satu hal, semakin banyak dia berbicara kepada mereka, semakin ramah mereka. Dean pun berpikir, sebelum datang ke sini, dia sempat mengira orang-orang ini sangat kaku, tapi ternyata itu tidak terbukti.
Dean juga tidak perlu khawatir berjalan sendirian pada malam hari meski melewati segerombolan anak muda yang sedang nongkrong di depan mal. Dan yang paling mengherankan Dean, di sini tidak ada kekerasan atau peperangan yang sering didengarnya di berita-berita.
Hal itu menuntun Dean ke dalam satu kesimpulan, mungkin agama mereka tidak mengajarkan kekerasan. Dia berpikir apa yang sudah dilihatnya ini ternyata tidak seperti yang digambarkan di TV di negaranya selama ini.
Untuk meyakinkan apa yang dialami itu, Dean mulai banyak bertanya tentang agama orang-orang tersebut, yakni Islam kepada rekannya. Setiap kali bertanya 'bagaimana bisa Anda menjalani hidup seperti tidak boleh melakukan ini dan itu?', teman Dean selalu menjawab dengan jawaban yang sama. Mereka selalu memulai dengan berbicara tentang keteladanan Nabi Muhammad.
Dean pun berpikir, 'wow, orang ini pasti hebat'. Jadi, dia mulai membaca lebih banyak tentang Nabi Muhammad dan Islam. Dean akhirnya mendapat banyak informasi yang benar Islam. Sebagai seorang peneliti, Dean sangat tertarik mempelajari Alquran dan hadis. Dia sangat terkejut karena mendapatkan banyak bukti ilmiah yang secara gamblang diungkapkan dalam kitab suci agama Islam tersebut.
Dean mendapati Alquran begitu sederhana bahasanya sehingga mudah dipahami. Ayat-ayatnya sangat mudah untuk diintegrasikan ke dalam kehidupan sehari-hari. Ini sangat mengejutkannya. Sangat bertolak belakang dengan asumsinya bahwa Alquran sangat kaku dalam mengatur kehidupan umat muslim. Dean mendapat penjelasan dari seorang rekannya yang lain bahwa agama Islam juga berfungsi seperti panduan hidup.
Yang paling menyenangkan dalam Islam, menurut Dean, adalah perintah agama tersebut untuk membuktikan semua ayat-ayat Alquran jika mampu. Agama Islam juga menyarankan untuk terus belajar kepada pemeluknya.
Dean bersyukur bisa bertemu orang-orang yang mampu membuka matanya bahwa yang dipercayainya selama ini tentang Islam ternyata salah. Dan ketika dia mulai mempelajarinya, agama tersebut ternyata mudah dipahami dan masuk akal.
Setelah menyadari hal tersebut, Dean mengungkapkan keinginannya untuk menjadi mualaf. Ditemani dua rekannya, Dean mengucapkan dua kalimat syahadat.(dream)
0 komentar:
Post a Comment