Kejadian Pemilu Presiden di Hongkong agak terprovokasi dengan kabar ada kecurangan hanya mainan kubu Jokowi-JK yang dijalankan mantan petinggi intelijen.
"Kejadian di Hongkong hanyalah tes apakah strategi yang dijankan Jendral E dan kawan-kawan bisa berjalan," kata Ragil Nugroho di akun Twitter-nya @ragilnugroho1, Senin (7/7).
Kata mantan aktivis PRD ini, kata sandi "Pilpres Curang" seperti yang ditiupkan dalam strategi Jendral E mempunyai dua tujuan. Kedua tujuan ini yang sedang dimainkan.
"Tujuan pertama adalah ke dalam: membakar semangat para pendukung Jokowi. Tentu saja agar mereka seperti "Banteng Ketaton". Ketaton=terluka," ujarnya.
Ragil mengatakan, Jenderal E dkk sudah tau kalau elektabilitas Jokowi merosot menjelang Pilpres. Dengan situasi ini, stratagi pamungkas di menit akhir.
Menurut Ragil, strategi itu adalah memacu militansi pendukung Jokowi. Dalam perang, ketika dalam situasi kpepet di tepi jurang, panglima perang akan berkata: "Di belakang kalian jurang. Bila kalian tidak mau mati sia2 dimakan jurang, kalian harus bertempur habis habisan," kaat panglima.
"Pilihan kedua, melawan sampai mati, akan menumbukan militansi "Banteng Ketaton" yang mau bertempur habis-habisan. Ada potensi menang," paparnya. (petikan)
0 komentar:
Post a Comment