Ternyata Kesesatan Kelompok ISIS Sudah Disebutkan Dalam Sebuah Hadits
Nash atsar itu terdapat dalam kitab al Fitan karangan Nu’aim bin Hammad sebagai berikut:
النص في كتاب الفتن لنعيم بن حماد: [حدثنا الوليد ورشدين عن ابن لهيعة عن أبي قبيل عن أبي رومان عن علي بن أبي طالب رضى الله عنه قال: إذا رأيتم الرايات السود فالزموا الأرض فلا تحركوا ايديكم ولا أرجلكم، ثم يظهر قوم ضعفاء لا يؤبه لهم، قلوبهم كزبر الحديد، هم أصحاب الدولة، لا يفون بعهد ولا ميثاق، يدعون إلى الحق وليسوا من أهله، أسماؤهم الكنى ونسبتهم القرى، وشعورهم مرخاة كشعور النساء، حتى يختلفوا فيما بينهم، ثم يؤتي الله الحق من يشاء]
Al Walid dan Rusydin mengabarkan kepada kami dari Ibnu Luhai’ah (Lahi’ah) dari Abu Qabil dari Abu Ruman dari Ali bin Abi Thalib ra., ia berkata: “Jika kamu menyaksikan bendera-bendera hitam maka tetaplah di tanah dan jangan menggerakkan tangan-tangan dan kaki-kaki kamu. Kemudian akan muncul satu kaum yang lemah tidak dihiraukan (rendahan), hati mereka bagaikan batangan baja (kaku-keras). Mereka adalah pemilik daulah (negara/kekuasaan), mereka tidak setia kepada perjanjian dan kesepakatan, mereka mengajak kepada al haq tetapi mereka bukan ahlinya (yang berpegang teguh kepadanya).Nama-nama mereka menggunakan abu … abu …, nisbat mereka kepada desa-desa.Rambut mereka terjulur bagaikan rambut para wanita.Setelah itu mereka berselisih di antara sesama mereka sendiri, kemudian Allah menyerahkan al haq/kekuasaan-Nya kepada siapa yang Ia kehendaki.”
Perawi dalam sanad:
1). Nu’aim bin Hammad al Khuza’i, penulis kitab. Beliau salah satu guru besar al Bukhari, walaupun masih diperselisihkan kualitasnya.
Dan kedua gurunya yaitu:
2). Al Walid bin Muslim dan 3) Rusyaid.
Al Walid bin Muslim seorang ulama penduduk Syam. Melakukan tindakan Tadlis taswiyah (memanipulasi dalam meriwayatkan hadis) hanya saja riwayatnya didukung oleh riwayat Rusyaid bin Sa’ad. Dan ia (Rusyaid) dha’if/lemah dalam periwayatan hanya saja dukungannya dapat diterima sesuai dengan syarat yang ditetapkan Ahli Hadis.
4). Guru keduanya yaitu Ibnu Luhai’ah.
Ia seorang Qadhi/Jaksa dan ahli fiqih negeri Mesir. Ia juga masih diperselisihkan, hanya saja hadisnya terdapat di kitab-kitab Sunan (kitab Hadis).
5) Guru Ibnu Luhai’ah yaitu Abu Qabil al Ma’afiri.
Ia seorang Tabi’in yang senior. Ia tsiqah/jujur terpercaya dan alim tentang peristiwa-peristiwa peperangan.
6) Abu Ruman yang meriwayatkan langsung dari Imam Ali.
Ia sepertinya tidak dikenal, hanya saja riwayatnya dari Abu Qabil darinya sedangkan ia itu dikenal banyak mengetahui riwayat tentang malahim (kejadian-kejadian masa akan datang) menguatkan statusnya. …
Jadi secara global dapat dikatakan sanad ini lemah, tapi bisa juga kamu katakan Hasan sanadnya jika bukti-bukti pendukungnya tersedia, seperti realita membenarkannya Maka sanad seperti ini dalam data-data sejarah dan berita masa akan datang bisa dianggap tergolong shahih…Shahih itu bertingkat-tingkat, dari Hasan dengan bantuan pendukung dari luar hingga Mutawatir.Ia tidak hanya satu tingkat saja. Karenanya banyak ucapan Ahli Hadis: “Hadis ini shahih insyaallah… Hasan insya Allah…”.
Mengapa demikian?
Karena mereka mengetahui bahwa mayoritas hadis dan atsar itu bersifat dzanni (tidak pasti seratus persen), yang bersifat qath’i sangat jarang. Kalimat: “Ini hadis shahih insyaallah” yang dicemooh sebagian orang yang tidak mengerti sebenarnya adalah metode kaum berakal dari kalangan Ahli Hadis seperti Abu ‘Uwanah dalam kitab Mustakhrajat Abu ‘Uwanah, 6/415, ia berkata:
“Dan hadis-hadis riwayat Mathar menurutku ia tidak mengeluarkan (meriwayatkan)nya. Dan ia shahih insyaallah.”
Demikian juga dengan al Hakim dalam al Mustadrak, 1/166: “Hadis riwayat Abu al Hubab shahih insyaallah.”
Dan begitu pula al Haitsami dalam kitab Majma’ az Zawaid, 2/75 berkata: “Dan telah lewat hadis riwayat Abdullah bin ‘Amr dalam Bab Mendekat kepada Pembatas adalah hadis shahih insya Allah.”
Begitu juga dengan Ibnu Abdil Barr dalam kitab Jami’ Bayan al Ilmi wa Fadhlihi, 3/153: “Dan kedua hadis ini shahih insyaallah.”
Dan menurut al Albani redaksi itu datang sebanyak sepuluh kali.Hal ini wajar.
Kembali Kepada Hadis/Atsar Dari Imam Ali
Hadis dari Imam Ali tentang pensifatan ISIS tampak bahwa ia shahih, insya Allah karena fakta-fakta Isis bersesuaian sekali dengan redaksi atau matan hadits.. Dan ketika dikatakan hadis Ali tentang pemilik kekuasaan/negara itu shahih, maka itu bisa saja terjadi karena:
Seperti berulang kali dikatakan bahwa mayoritas hadis berada dalam ranah zhan dan keraguan serta tarjih (pengunggulan).
Jika hadits ini membicarakan fitnah atau malahim (peperangan) di akhir zaman, yang tidak berkaitan dengan aqidah dan hukum namun ia dikatakan dha’if secara sanad, sedangkan matan/isinya sahih karena bersesuaian dengan fakta sejarah, maka hadits tersebut menjadi maqbul, diterima.
Dan terbukti secara meyakinkan bahwa 8 ciri khawarij zaman kini ada berkumpul pada ISIS/daulah Al-Baghdadi, tidak pada kelompok-kelompok lainnya.Wallahu a’lam
Kembali kepada hadits ISIS dan redaksi:
(1)Mereka orang-orang yang diabaikan/tidak dihargai. Kondisi ini sesuai kenyataan. Tidak ada yang menghiraukan mereka sehingga mereka menduduki separoh Irak dan mengalahkan pemberontak Suriah.
(2)Hati-hati mereka bagaikan batangan baja… Ini juga nyata. Kekakuan hati mereka adalah kenyataan yang disepakati.
Kemudian redaksi kunci dalam hadis itu:
(3)Mereka pemilik negera (daulah). Ini adalah kata kunci. Ia rahasia. Ia mukjizat. Ini juga terealisasi pada mereka, tidaklah mungkin dibuat-buat secara palsu oleh seorang pun sebelum 1200 tahun yang lalu.
(4)Mereka tidak menepati janji dan kesepakatan.
(5)Mereka mengajak kepada al haq sedangkan mereka bukan ahlinya. Ini juga terwujud pada mereka.Karena itu mereka menipu banyak orang sehingga mereka dianggap pemegang teguh agama.Pengenalan tentang sejatinya mereka sangat rapuh, karena manusia hanya mengikuti bayang-bayang mereka belaka.
(6)Nama-nama yang mereka pakai adalah kun-yah(dengan nama depan abu atau ummu) dan nisbah mereka mengguanakan desa. Abu Fulan al Baghdadi, atau fulan as Syisyani, Abu Fulan al Libi.Ini juga terwujud pada mereka bukan hanya pada segelintir mereka saja.
(7)Rambut-rambut mereka terjulur seperti rambut para wanita... Ini juga aneh sekali. Ini membuktikan bahwa para sahabat dan Tabi’in tidak mengunakan gaya rambut seperti itu. Panjang rambut mereka sedang-sedang saja, tersisir rapi seperti para bangsawan.
(8)Setelah itu mereka berselisih di antara sesama mereka sendiri, kemudian Allah menyerahkan al haq/kekuasaan-Nya kepada siapa yang Ia kehendaki.”Kami mendengar dari ikhwan mujahid yang tsiqoh di syam bahwa khalifah al-baghdadi palsu itu telah dilengserkan oleh dewan imamah mereka sendiri, sementra syekh al-Adnani yang gemar mengajak bermubahalah telah tewas diserang oleh Amerika. Juga kabar dari ikhwan mujahidin syam bahwa telah terjadi perpecahan di tubuh mujahidin IS/Da’isy (baca reportase Bilal Abdul Karim).Wallahu a’lam.
Kelak Allah menyerahkan al haq/kekuasaan-Nya kepada siapa yang Ia kehendaki. “Artinya kelak Allah akan menakdirkan munculnya khilafah sejati, Daulah Islamiah sejati, Khilafah ala minhaji Nubuwwah,dan memberikan kepemimpinan kepada imam Muhammad bin Abdullah al-Mahdi. Dengan demikian sebenarnya kemunculan daulah palsu albaghdadi ini adalah ujian bagi kaum mukmin, apakah mereka mau bersabar mengikuti sunnah dan menjauhi bid’ah dan syubhat walaupun nampaknya memukau dan menyilaukan pandangan.(arrahmah)
adakah hadis di atas sahih atau palsu?
ReplyDelete