Juru Bicara Hizbut Tahrir Indonesia(HTI) Ismail Yusanto memuji dan mengapresiasi Jokowi melalui tulisannya yang berjudul “Hemat”. Pujian jubir ini sangat mengejutkan mengingat selama ini HTI selalu melakukan penentangan terhadap berbagai hal yang berhubungan dengan sistem demokrasi, termasuk menolak semua produk demokrasi seperti : presiden, DPR dan perangkat demokrasi lainya.
Pujian Ismail secara khusus ditulis dan dipublikasikan di website resmi www.hizbut-tahrir.or.id, pada 30 Desember 2014. Dalam tulisanya, Ismail Yusanto mengatakan dirinya mendapat kejutan kecil karena terbang bersama dengan Jokowi. Apalagi Jokowi ternyata duduk di kelas ekonomi. Ismail Yusanto menyebut tindakan Jokowi naik pesawat komersil sebagai contoh yang patut diapresiasi.
“Tindakan pemimpin yang memberikan contoh penghematan kepada bawahannya, juga kepada rakyat pada umumnya, seperti yang dilakukan oleh Presiden Jokowi jelas sangat penting dan patut diapresiasi,” tulisnya.
Ia menerangkan, dalam sekali kunjungan Jokowi kini mampu menghemat Rp 120 juta.
“Jika Presiden menggunakan pesawat kepresidenan dengan kapasitas penuh, maka negara harus membayar Rp 160 juta sampai Rp 170 juta. Jika Presiden menyewa pesawat Garuda Indonesia, biaya yang dikeluarkan lebih mahal lagi, yakni mencapai Rp 400 juta. Dengan naik kelas ekonomi seperti kemarin, hanya perlu biaya sekitar Rp 40 juta,” tulisnya.
Ismail Yusanto berharap para menteri, kepala daerah dan direksi BUMN juga melakukan langkah serupa dengan memilih pesawat ekonomi ketika melakukan perjalanan dinas. Dalam hitungannya, langkah tersebut bisa menghemar triliunan rupiah.
Selain itu, ia juga menyarankan Jokowi bisa menghentikan semua kontrak-kontrak pengelolaan sumber daya alam (SDA) seperti emas di Papua oleh Freeport, migas di Blok Mahakam oleh Total dan di Blok Cepu oleh Exxon Mobil, dan banyak lagi lainnya, yang selama ini jelas-jelas telah merugikan negara. [bersamadakwah.net]
0 komentar:
Post a Comment