Fakta Temuan Tim Investigasi DSKS dalam Kasus Terbakarnya Pasar Klewer Solo
Hasil Investigasi yang dilakukan oleh Tim Dewan Syariah Kota Surakarta (DSKS) terhadap kasus terbakarnya Pasar Klewer Solo, pada Jumat (2/1) sore menyelenggarakan
konferensi pers untuk memaparkan fakta temuan mereka. Jumpa pers dilaksanakan di Rumah Makan di kawasan Manahan Solo, dan dihadiri oleh DR Mu’inudinillah Basri, MA (Ketua DSKS), Tengku Azhar,
Lc (Sekretaris), serta anggota Tim Investigasi dan Advokasi Drs Yusuf Suparno dan Endro Sudarsono, S.Pd. Hasil Investigasi dibacakan Mu’inudinillah Basri.
Yusuf Suparno mengatakan, Hasil Investigasi DSKS berbeda dengan Temuan Polda Jateng. “Hasil Temuan Investigasi Dewan Syariah menyebutkan bahwa api timbul bukan akibat konsleting, namun Temuan
Polda Jateng sementara menyebutkan bahwa api timbul akibat konsleting,” ungkap Yusuf dalam rilis yang diterima redaksi, Jumat (2/1/2015).
Menurut anggota Tim Investigasi dan Advokasi lainnya Endro Sudarsono, Temuan Dewan Syariah Menguatkan Pendapat dari Himpunan Pedagang Pasar Klewer (HPPK} yang menyebutkan bahwa Penyebab
Terbakarnya Pasar Klewer akibat Konsleting atau Puntung Rokok adalah ‘Tidak Masuk Akal’.
“Tim Forensik Polda Jateng juga harus bisa menjelaskan dan menerangkan, setidaknya ada 3 titik api yang berbeda tempat dalam waktu yang bersamaan, jenis dan sumber api yang sulit dipadamkan, fakta
CCTV pasar Klewer dan rumor beberapa pihak yang sudah mendengar dan mempersiapkan akan terbakarnya pasar Klewer Solo,” ujar Endro Sudarsono.
Seperti diberitakan, Pasar Klewer Solo dilalap api sejak Sabtu (27/12) hingga Ahad (28/12), dan baru benar-benar padam pada Senin (29/12). Kabar miring pun beredar. Beberapa kejanggalan disebut
dalam pemberitaan seputar terbakarnya pasar pusat mayoritas pedagang Muslim itu.
Untuk itulah, DSKS membentuk Tim Investigasi. Berdasarkan Surat Tugas Ketua DSKS Surakarta Senin 29 Desember 2014 No. 80/SI/dewan Syariah-Ska/II/1436, dibentuklah Tim Investigasi yang terdiri dari:
Prof Sulistyo Adi SH, MH, Prof Aidul Fitri Ciada SH, MH DARF, AD, Djoko Trisno Widodo, SH, Abdurrohim, Lc, Edi Lukito, SH, Drs Yusuf Suparno, Endro Sudarsono S, Pd, Agus Junaidi, Suro Wijoyo dan
Salman Alfarizi.
Tim Investigasi, seperti dibacakan Ketua DSKS menemukan temuan data yang rilisnya diterima redaksi, Jumat (2/1). Berikut Hasil Temuan tersebut:
1. Sebelum kebakaran ada ancaman yang ditujukan kepada Ketua Himpunan Pedagang Pasar Klewer (HPPK) berupa kiriman paket berisi 1 dirijen berisi bensin dan korek api. Setelah paket diterima ada
SMS masuk ke Ketua HPPK yang berisi, “Disuruh menurut saja atau akan kami bakar.“
2. Dua pekan sebelum kebakaran ada kader partai yang menginformasikan kepada pedagang Klewer waktu mau cari kontrakan kios di klewer, dia bilang, ”Gelem ra gelem klewer tetep dibangun sedelok
maneh bapake mulih… ojo golek kontrakan disik (mau tak mau Klewer tetap dibangun, sebentar lagi bapak pulang, jangan cari kontrakan kios dulu, red)
3. Setiap sore oleh petugas keamanan listrik selalu dimatikan.
4. Instalasi listrik sudah diperbarui 4 tahun yang lalu.
5. Pada hari sabtu 27 Desember 2014 sehabis shalat Isya Humas HPPK Kusbandi bersama dengan Satpam dan beberapa temannya mendapati di salah satu belakang kios milik ketua HPPK di blok D-87
muncul api dan disemprot dengan 5 tabung APKAR tidak padam, cari lagi APKAR sampai habis 21 tabung, namun api yang muncul dari belakang kios milik ketua HPPK tidak padam, bahkan semakin
membesar dan terdengar di tempat lain di lantai 2 blok DD ada ledakan dan api semakin tidak bisa diatasi oleh Humas HPPK, Satpam dan beberapa teman lainnya. Akhirnya merasa tak mampu kemudian
memanggil pemadam kebakaran. Api jenis ini sulit dimatikan bahkan menyebar.
6. DAMKAR datang terlambat, penyemprotan tidak dilokalisir bahkan menurut saksi terkesan menggiring api semakin meluas. Selang ada yang putus, petugas kurang profesional, air yang tersedia sedikit,
kemudian datang DAMKAR yang lain, namun api sudah meluas.
7. Menurut saksi, beberapa sopir DAMKAR tidak ada di tempat, mobil DAMKAR disopiri sendiri oleh aparat kepolisian, dan setelah sampai di TKP, polisi sendiri yang menyemprotkan.
8. Informasi dari salah satu warga Kauman dari rumah dengan pasar klewer yang berjarak sekitar 400 m, terungkap, sehabis shalat Isya dari Masjid Agung, sesampainya di rumah tercium bau seperti kertas
terbakar. Saat dia keluar rumah, bau semakin menyengat. Kemudian warga ini bertemu dengan linmas dan mengatakan klewer kebakaran. Yang bersangkutan langsung ke TKP sendirian. Ia mendapati di
Blok D ada kepulan asap yang menghitam. Dia masuk dan teriak, “Ada orang didalam! Kalau ada segera keluar!” Tapi tidak ada respon. Sempat dia menyemprotkan apkar, tapi api semakin membesar dan
terdengar olehnya ledakan kecil berkali-kali. Ledakan apa itu? Api semakin menjadi. Karena merasa tidak mampu, dia bawa HT langsung kontak ke DAMKAR. Dengan kode 65 pihak DAMKAR menerima dan
segera menindaklanjuti yang akhirnya ke TKP, namun api tidak bisa diatasi.
9. Menurut saksi, terjadi cekcok antara Walikota FX. Rudy Hadiatmo dengan petugas pemadam kebakaran di TKP. Petugas menghendaki air disemprotkan ke titik api, sementara Walikota Rudy menghendaki
penyemprotan diarahkan ke lantai 2. Petugas DAMKAR mengalah, bahkan Rudy mengambilalih penyemprotan itu sendiri. “Ben tokno wae ben disemprotke dewe,” kata Petugas Damkar, yang artinya,
“Biarkan aja, biar dia yang nyempot sendiri.”
Dari kesaksian yang kami dapatkan dari berbagai sumber, kebakaran di pasar Klewer diduga kuat bukan konsleting listrik tetapi faktor lain.
Demikian temuan yang kami dapatkan agar menjadi maklum adanya.
Surakarta, 11 Rabiul Awwal 1436 H/2 Januari 2015 M
Ketua DSKS
DR Mu’inudinillah Basri, Lc, MA.
0 komentar:
Post a Comment