Kontroversi Hilangnya Jilbab Cut Nyak Din, Ini Pengakuan Keluarga Keturunan Cut Nyak Din di Aceh
Razas Ms
Beberapa hari ini netizen dihebohkan dengan foto Cut Nyak Din yang mengenakan Jilbab. Bagaimana tidak mengejutkan, selama ini kita disuguhi tampilan Cut Nyak Din versi lukisan yang tidak berjilbab dengan rambut diikat bagian atasnya.
Media online intriknews misalnya, mengangkat isu ini dengan merujuk kepada status sebuah fans pages Seuramoe Mekkah. Dalam artikel tersebut, ditampilkan sebuah foto seorang perempuan mengenakan jilbab, yang dinyatakan sebagai foto Cut Nyak Din dari kerajaan Islam Aceh Darussalam.
Kalau kita coba googling, kontroversi foto tersebut ternyata bukan hal yang baru. Yang pro mengatakan itu memang benar foto Cut Nyak Din. Sementara yang kontra mengatakan bahwa itu adalah foto dari istri Panglima Polem.
Terlepas dari mana yang benar dan yang salah, tentu ini menjadi bahan kajian kita bersama untuk meluruskan sejarah sebenarnya.
Namun menarik mencermati pernyataan dari seorang teman saya, Rosaria Indah, perempuan Aceh yang masih keturunan dari Cut Nyak Din. Kak Rosa mengatakan melalui akun Facebooknya, bahwa memang ada beberapa penyimpangan sejarah tentang pahlawan perempuan itu.
Rosaria mengatakan berdasarkan cerita turun temurun dari keluarga besar, Cut Nyak tidak mempunyai peninggalan foto ketika masih muda. Yang ada hanya foto ketika dirinya ditangkap oleh Belanda sebelum akhirnya dibuang ke Sumedang. Dan saat itu Cut Nyak sudah mulai uzur atau tua.
Cerita tersebut bisa diterima logika. Pasalnya, sejak sebelum zaman Sultan Iskandar Muda, Aceh adalah kerajaan Islam dan menjadikan ulama dalam rujukan hukum. Maka akan sangat aneh kalau perempuan Aceh tidak berjilbab, apalagi seorang perempuan dari kalangan kerajaan atau keluarga terhormat seperti Cut Nyak. Ditambah lagi, ulama-ulama besar ada di sana, seperti Nuruddin Ar-Raniry atau Syiah Kuala. Pesantren-pesantren sebagai pusat pengajaran Islam pun bertebaran dimana-mana.
Logika yang lain, beberapa foto yang diklaim Cut Nyak Din (yang masih muda) dan bersumber dari Belanda itu, bagaimana cara mendapatkannya? Apalagi foto berdua dengan Teuku Umar dan tidak mengenakan Jilbab? Siapa yang motret?
Bukankah Cut Nyak adalah seorang pejuang perempuan yang dicari-cari oleh Belanda keberadaannya? Lalu orang Belanda mana yang berhasil memintanya bersedia untuk difoto?
Kalau menonton lagi film Cut Nyak Din yang dibintangi Christine Hakim, digambarkan bahwa Belanda sampai memanfaatkan seorang pengkhianat untuk mengetahui keberadaan dari Cut Nyak Din.
Wallahu a'lam bish showab. Mudah-mudahan ada penelitian lebih lanjut sehingga Jilbab Cut Nyak Din ini bisa lebih clear dan sejarah para pejuang sampai kepada kita dengan utuh tanpa ada distorsi yang disengaja ataupun tidak disengaja.
*sumber: inihsan
0 komentar:
Post a Comment