Tommy Soeharto kembali mengkritisi kebijakan pemerintah. Di laman facebooknya hari ini, ia menilai kebijakan pemerintah yang menaikan 3 kepentingan utama rakyat yakni BBM, gas dan tarif dasar listrik (TDL) adalah pemerintah yang tidak mempedulikan kepentingan rakyat. “ Kebijakan kenaikan yang berturut-turut sepertinya tidak memperdulikan kemampuan daya beli masyarakat bawah. Hanya dalam jangka waktu kurang dari 3 bulan 3 kepentingan hajat hidup orang banyak disunat demi ambisi kemajuan yang tidak memihak golongan kelas bawah,” terangnya
Tommy pun mempertanyakan, apa yang sebenarnya terjadi dibalik berbagai kenaikan tersebut, “Apa untuk melunasi hutang janji pada rakyat atau untuk mencari tambahan demi angsuran biaya kepentingan saat hendak mendirikan dinasti dendam dan egoisme kelompok,” katanya. “Semua juga tau rakyat miskin masih mendominasi lalu kenapa harus pura-pura tidak tau,” sambungnya.
Tommy pun meminta agar pemerintah menurunkan harga BBM, karena minyak dunia yang terus turun. “Harga minyak dunia turun kenapa para punggawa bangsa ini enggan untuk menyerukan agar BBM dalam negeri ikut turun juga, “ tegasnya. “Apakah sudah enggan melihat masyarakat yang dipimpin agak sedikit bernapas lega, seperti yang saya saksikan saat ini semua yang berada di atas lebih senang melihat rakyat kita berdesakan sampai terinjak injak demi uang saku yang tidak lebih dari Rp 6000 /hari. Hanya pendukung bodoh yang membenarkan kebijakan-kebijakan membabi buta seperti itu,” tambahnya.
Ia pun meminta pemerintah memperhatikan rakyat kecil, karena itu sesuai dengan konstitusi. “Harga kebutuhan rakyat adalah harga sesuai konstitusi yang mengacu pada hajat hidup orang banyak, bukan hanya harga buang hajat sekelompok pengambil kebijakan yang tidak berikir akan kehidupan orang lain. Saya berkata seperti ini karena sangat heran menyaksikan kebijakan kenaikan yang berturut turut seolah penduduk negeri ini hanya berada di batas menengah ke atas dan rakyat paling bawah telah di anggap tidak ada,” tutupnya. (FN)
0 komentar:
Post a Comment