Kampanye #NotInMyFridge Sedunia: ‘Beli Coca-Cola Berarti Dukung Penjajah’


Hari ini sebuah kampanye internasional berjudul #NotInMyFridge disiarkan ke seluruh dunia. Tujuannya menyebarluaskan peran Coca-Cola dalam mendukung penjajahan Zionis Israel atas Palestina, dan agar sebanyak mungkin orang berhenti membelinya.

Setelah sukses dengan kampanye #HandsOffAlAqsa, kini Friends of Al Aqsa (FOA), sebuah organisasi yang berbasis di Inggris meluncurkan kampanye #NotInMyFridge (Tidak di Kulkas Saya). Kampanye kali ini merujuk pada sebuah merek global minuman asal Amerika yang secara terang-terangan membantu penindasan rakyat Palestina lewat donasinya kepada ‘Israel’.

Melalui kampanye bertajuk #NotInMyFridge ini, FOA mengajak warga dunia memboikot produk minuman Coca-Cola karena mendukung pendudukan ‘Israel’ atas Palestina. Padahal, itu tindakan ilegal dan tidak bermoral.

“Jelas, tidak peduli seberapa besar sebuah perusahaan, merek tersebut akan hancur jika mendukung penjajahan atas Palestina,” demikian penjelasan FOA dalam materi kampanye mereka.

Dalam sebuah wawancara dengan Radio Cii, Ketua FOA Ismail Adam Patel mengatakan, kampanye ini menegaskan bahwa telah tiba waktunya mengorbankan kepentingan pribadi demi keadilan.

“Orang-orang sudah terbiasa meminum Coca-Cola dan menganggapnya sebagai simbol status. Itu adalah budaya yang perlu kita hentikan, (kita harus menunjukkan) bahwa ada hal yang lebih penting dari semua itu. Pengorbanan benar-benar diperlukan. Karena, hal itu telah menjadi bagian tak terpisahkan dari gaya hidup kita. Itulah tantangan yang harus kita hadapi.”

Patel mengungkapkan, tindakan tak tahu malu ‘Israel’ menjajah Palestina merupakan salah satu alasan Coca-Cola atau biasa disingkat Coke kini menjadi sasaran kampanye. Berikut ini empat alasan utama FAO mendorong kampanye #NotInMyFridge:
1. Coke telah bermitra dengan America Israel Business Connector untuk mempromosikan perusahaan-perusahaan ‘Israel’ secara global.

2. Coke melanggar hukum internasional dan mendukung pendudukan ‘Israel’ dengan beroperasi di permukiman ilegal Atarot dan Shadmot. Mereka juga memiliki pabrik susu di permukiman ilegal tersebut.

3. Membeli produk dari perusahaan yang beroperasi di permukiman illegal berarti kita sebagai konsumen terlibat dalam tindakan ilegal yang dilakukan ’Israel’.

4. Coke memiliki Tabor Winery di Dataran Tinggi Golan, wilayah yang direbut ‘Israel’ dari tangan Suriah pada tahun 1967. Bahkan situs Tabor secara terang-terangan mengabaikan kepemilikan sebenarnya dari wilayah tersebut dan mengklaim itu milik ‘Israel’.
“Apa yang Coke lakukan sebagai perusahaan multinasional adalah mengeksploitasi rakyat Palestina dan berusaha untuk memperkuat penjajahan ‘Israel’ atas Palestina. Siapapun dan di mana pun mereka berada, jika mendukung Coke berarti mereka menjadi bagian dari penindasan. Karena itulah, kita harus melakukan apa pun yang bisa kita lakukan, atas dasar moral dan etika, untuk berhenti membeli produk Coke,” kata Patel. Patel menambahkan, kampanye tersebut telah mendapat dukungan dari warga Palestina yang tinggal di Tepi Barat dan Gaza.

Patel mengatakan, kenyataan bahwa belakangan ini Coca-Cola gencar meyakinkan masyarakat Muslim bahwa perusahaan mereka tidak mendukung pendudukan ‘Israel’ atas Palestina, menandakan bahwa kampanye boikot atas produk Coca-Cola telah membuahkan hasil.

Patel mengingatkan, pernyataan perusahaan itu bahwa mereka sebenarnya mempekerjakan warga Palestina dan membantu perekonomian masyarakat lokal merupakan klaim yang menyesatkan.

“Itu juga sesuatu yang sulit dipahami orang-orang Afrika Selatan. Barclay’s Bank pada masa apartheid tampil dengan argumen yang sama. Bahwa mereka mendukung rakyat Afrika Selatan dengan memiliki cabang di Afrika Selatan. Akan tetapi, faktanya mereka mendukung rezim apartheid Afrika Selatan. Itu berarti masyarakat internasional harus menyerukan boikot terhadap mereka. Demikian pula dengan Coke. Benar bahwa mereka memiliki investasi di Tepi Barat. Namun, itu hanyalah secuil jika dibandingkan dengan kontribusi besar mereka terhadap perekonomian ‘Israel’.”

Patel mengatakan, organisasinya menyeru pada para pendukung keadilan di seluruh dunia untuk menunjukkan kebencian mereka kepada Coke dengan tiga cara:

Pertama, sepenuhnya memboikot produk. Kedua, berfoto selfie atau merekam video berlatar lemari es dan mempostingnya di media sosial dengan menyertakan hashtag #NotInMyFridge pada hari ini tanggal 20 Desember. Ketiga, menggemparkan twitter pada 20 Desember dengan menggunakan hashtag #NotInMyFridge.

“Jika Anda ingin kebebasan untuk Palestina, jika Anda menuntut keadilan, dan jika Anda ingin Masjidil Aqsa merdeka, maka Anda bisa memulainya dari diri sendiri dengan tidak minum Coke,” tegas Patel. Jadi, coba buka lemari es Anda, masihkah Anda menyimpan Coca Cola?* (Cii Broadcasting | Sahabat Al Aqsha/Daf) DVD MURATTAL
Share on Google Plus

About Unknown

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Post a Comment