Kebijakan Kontroversi Pemerintah dan Misi Mengikis Budaya Islam
Oleh: Abdulloh Azzam, Mahasantri Ulil Albab, Universitas Ibnu Khaldun Bogor
“Mulai besok, semua staf dan karyawati di sini tidak ada lagi yang memakai jilbab,” seru seorang bos kepada karyawannya.
Mungkin kejadian seperti ini, tidak asing lagi di sekitar kita. Bahkan mereka yang memusuhi Islam, sudah berani terang-terangan mengeluarkan statement-statement kebencian terhadap Islam.
Belum lama ini, sebelum para DPR dan MPR dilantik, sempat beredar bahwa pemerintah akan menghapuskan Kementerian Agama dari pos pemerintahan. Seketika itu juga, banyak kaum muslimin berlomba-lomba menolak kebijakan itu. Sehingga pada akhirnya, keluar kebijakan, “Siapa bilang kita mau menghapuskan Menteri Agama dari pemerintahan, itu cuma wacana.” Kalaupun jadi dihapuskan, mau jadi apa negara ini?
Selang beberapa hari kemudian, muncullah kebijakan baru, di mana sebelum menjadi Gubernur DKI Jakarta, Ahok mengeluarkan beberapa putusan yang sangat merugikan umat Islam.
Misal, beberapa masjid dihancurkan, melarang menyembeli hewan kurban di sekolah-sekolah, melegalkan miras, melarang takbiran keliling, sampai yang paling aneh adalah, membatasi ulama’-ulama’ untuk berdakwah. Alias khutbah para ulama’ harus terjadwal dan terawasi.
Tidak lama kemudian, pemerintah mengeluarkan kebijakan selanjutnya. Yaitu masalah penghapusan kolom Agama dalam KTP. Sehingga terjadilah beberapa kontra disana sini, yang sekali lagi masalah ini dianggap menyudutkan islam. Pertanyaannya mau dikemanakan orang yang ketika ketahuan mati dijalan, kemudian berKTP tapi tanpa kolom agama? Sekali lagi, aneh!
Tidak hanya itu, baru-baru ini pemerintah kita mempermasalahkan tentang aturan tatib mengawali dan mengakhiri sekolah. Menurut Anies Baswedan, sekolah negeri bukanlah tempat untuk mempromosikan keyakinan agama tertentu.
“Sekolah negeri menjadi sekolah yang mempromosikan sikap berketuhanan yang Maha Esa, bukan satu agama,” jelas Anies. Pertanyaannya, apakah hanya Islam yang mengajarkan do’a?
Memang aneh, hari-hari ini banyak sekali masalah yang menyudutkan persoalan Islam. Setiap apa-apa yang berbau dengan Islam, seakan semuanya tidak disukai bahkan dimusuhi. Padahal, kalau kita melihat sejarah, bangsa ini terlahir dari rahim seorang Muslim. Kemudian apa salahnya, budaya-budaya Islam yang telah menjamur di masyarakat luas dicoba untuk dihilangkan dari keseharian? Apa salah orang Islam?
Memang diakhir Akhir zaman ini, fitnah seakan tak henti-hentinya menyerang kaum muslimin. Mulai dari simbol-simbol keIslaman yang seakan dihilangkan dan dilarang di Negeri ini. Dan kebebasan malah digadang-gadangkan, bahkan didukung. Padahal sekali lagi, tanpa seorang muslim negara ini tidak akan terlahir.
Inilah misi barat, dimana mereka menginginkan semua umat Islam di dunia untuk diperangi. Karena muslim dianggap pengganggu jalannya sistem kebebasan yang mereka ajarkan.
Mereka pun tahu, umat muslim tidak akan pernah terkalahkan kalau memerangi mereka dengan cara fisik. Sehingga mereka mempuyai satu cara, yaitu menyerang umat lewat fikiran dan adu domba-adu domba kelompok Islam. Sehingga sulit terjadinya persatuan di kalangan umat Islam itu sendiri.
Dari berbagai pernyataan di atas, bahwa saat ini umat Islam diharapkan tidak tinggal diam ketika ada kebijakan-kebijakan yang merugikan Islam. Karena semakin kita diam, maka musuh islam akan kian mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang lebih ekstrim lagi.
Mungkin tidak lama lagi, pemerintah akan melarang mengumandangkan adzan karena dianggap berisik, mengganggu, dan lain sebagainya. Sehingga pada akhirnya nilai-nilai, norma-norma, sampai budaya Islam akan terkikis hilang. Wallohua’lam.
0 komentar:
Post a Comment