Beberapa pengamat menilai reaksi pemerintah Uni Emirat Arab terhadap khutbah Jumat yang disampaikan Syeikh Yusuf Qaradawi, Jumat (24/1/2014) yang lalu di Qatar, sedikit-banyak mengungkap keresahan yang sedang dihadapi pemerintah Emirat.
Kementerian luar negeri Emirat memanggil duta besar Qatar di Abu Dhabi, Ahad (2/2/2014) kemarin, untuk menyampaikan protes atas khutbah Syeikh Qaradawi tersebut. Dalam pertemuan tersebut, Syeikh Qaradawi ditunjuk dengan sebutan yang tidak layak dengan kedudukannnya sebagai ulama besar dan terkenal dalam dunia Islam.
Dalam khutbahnya, Syeikh Qaradawi mengkritik politik Emirat yang bisa dikategorikan dalam politik melawan Islam. Emirat telah melenyapkan mimpi bangsa Arab dan umat Islam. Selain berperan besar dalam menggulingkan pemerintahan-pemerintahan hasil pilihan rakyat dalam Musim Semi Arab, Emirat juga telah berkali-kali menyokong operasi-operasi militer Barat melawan umat Islam, di antaranya di Afganistan, Mali, Afrika Tengah dan lainnya.
Menurut beberapa pengamat politik Teluk, kritikan Syeikh Qaradawi ini menjadi pukulan yang sangat keras terhadap legalitas pemerintah Emirat. Karena Syeikh Qaradawi sangat dipercaya dan dihormati rakyat Emirat yang masih memegang agama Islam dengan baik.
Beberapa laporan diberitakan telah sampai kepada istana tentang mulai adanya pengaruh khutbah tersebut pada tingkat kepercayaan rakyat kepada pemerintah. Bahkan sudah mulai ada pembahasan tentang hukum boleh-tidaknya bekerja dalam pemerintahan terutama dalam bidang keamanan dan militer. Oleh karena itu, Muhammad bin Zayed, putra mahkota dan ketua dewan eksekutif Abu Dhabi, langsung melakukan beberapa perombakan dalam tubuh lembaga keamanan, dan membuat rencana penggantian pasukan Emirat di Afghanistan. Hal itu untuk memastikan jajaran pemerintahannya tetap loyal.
Kalau benar khutbah tersebut telah mempengaruhi kepercayaan rakyat terhadap legalitas keluarga Ali Nahyan (penguasa Emirat), maka krisis ini adalah yang pertama terjadi sepanjang sejarah Emirat. Selain menunjukkan betapa lemahnya rejim ini karena bisa digoyang hanya dengan sebuah khutbah. Karena baru kali ini terjadi pemanggilan seorang duta besar lantaran sebuah khutbah Jumat.
Tingkat kepercayaan rakyat Emirat kepada pemerintahnya juga bisa dilihat dari ramainya kritikan melalui media sosial. Beberapa hari ini, bermunculan hastage #Emirat_memerangi_Isam, #Emirat_takut_gentar_dengan_khutbah_Qaradawi, dan lainnya yang menjadi trending topic. (msa/dakwatuna/ansarportsaid)
0 komentar:
Post a Comment