Kalian tahu, kami hanya menyerukan jihad qital kepada orang-orang kafir yang memusuhi Islam.
Karenanya kami melawan penjajahan Inggris di masa kemerdekaan Mesir dan mengirim pasukan untuk memerangi Israel yang menjajah Palestina.
Adapun tentara yang mengkudeta Presiden Muhammad Mursi saat ini adalah muslim juga. Maka, kami menggunakan cara-cara damai untuk melawan mereka.
Jika kalian tak bisa menahan air mata dan kemarahan menyaksikan kezaliman yang kami alami, menyaksikan penangkapan atas para qiyadah kami, menyaksikan pembunuhan atas kader-kader kami, menyaksikan perampasan hak dari rakyat Mesir, ketahuilah bahwa kami berjuang bukan hanya untuk rakyat Mesir.
Jika perjuangan Islam di Mesir menuai keberhasilan, kami meyakini ini akan menjadi pemicu kebangkitan gerakan-gerakan Islam di seluruh dunia. Maka kami mempersilahkan kalian untuk menyaksikan apa yang akan terjadi beberapa jam lagi, disertai harapan agar Aljazeera yang kalian lihat tidak segera ditutup oleh Junta militer sebagaimana Mishr25 dan 6 channel lainnya.
Kami tak pernah membanggakan jumlah kader, tetapi kami yakin dengan pertolongan Allah. Bahwa kader-kader yang senantiasa beribadah dengan ikhlas kepada Allah, yang senantiasa mendekatkan diri kepada Allah dengan qiyamullail, dzikir, tilawah, dan berbagai ibadah sunnah akan mengetuk pertolongan Allah. Dan biarlah dunia tahu, inilah Jum’at Az Zahf. Tidak kurang dari lima juta rakyat Mesir berhimpun di Rab’ah Adawiyah dan jantung Kairo.
Jutaan lainnya yang tidak tersorot kamera tersebar di berbagai wilayah. Seluruhnya menyerukan suara yang sama: tolak kudeta! Biarlah dunia tahu bahwa inilah keinginan umat Islam Mesir. Inilah aspirasi rakyat Mesir. Dan biarlah dunia tahu bahwa kami hanya menggunakan cara damai. Sebab kami meyakini Islam adalah rahmatan lil ‘alamin. Kami juga tak ingin memberikan kesempatan kepada Barat, khususnya Amerika, memiliki alasan untuk membunuhi muslim yang lemah dengan menyebut mereka sebagai teroris.
Kami yakin, aksi damai jutaan orang ini akan menggetarkan junta. Kami yakin, aksi damai jutaan orang ini akan membuat militer yang sebagiannya tidak menyetujui kudeta akan mengembalikan legitimasi Presiden Mursi. Kami tahu tentara Mesir dididik untuk melawan musuh kafir, bukan membunuh sesama muslim. Kami masih yakin nurani mereka masih berkata, “tidak mungkin bagi tentara yang matanya berjaga di jalan Allah akan membunuh orang-orang yang matanya menangis karena takut kepada Allah.” Namun, jika “Tragedi Subuh Berdarah” terulang dalam skala yang lebih besar, sesungguhnya kami telah siap. Sejak awal slogan kelima kami adalah “Al mautu fi sabilillah asma amanina” mati di jalan Allah adalah cita kami tertinggi. Syahid adalah sebuah karunia Allah yang senantiasa kami nanti.
Jika apa yang kalian khawatirkan terjadi, bahwa junta akan membantai kami dengan peluru-peluru tajam yang telah mereka persiapkan, sungguh menjadi syahid adalah kehormatan bagi kami di hadapan Ilahi. Kapan lagi kami akan mendapatkannya setelah hari ini. Kami takkan khawatir bahwa generasi pejuang syariat akan lenyap, sebab “mereka ingin memadamkan cahaya Allah dengan tipu daya mereka, tetapi Allah justru menyempurnakan cahayaNya, walau orang-orang kafir membencinya” (QS. Ash Shaf : 8).
Jika pun jutaan muslim ini terkapar bersimbah darah, kami berharap kisah ashabul ukhdud terulang. Kami syahid, tetapi umat Islam di seluruh dunia akan bangkit. Para qiyadah dan kader Ikhwanul Muslimin di Mesir boleh terbunuh, tetapi kami berharap pergerakan Islam di seluruh penjuru bumi akan bergerak meraih kemenangan. Dan umat pun kembali menikmati indahnya kepemimpinan Islam.
Doa adalah sebaik-baik senjata
Dakwah yang kita seru adalah sebaik-baik peluru
Dan darah kita yang tertumpah
kan bangkitkan umat dari tidurnya yang panjang
[bersamadakwah.com]
Link Terkait : http://muslimina.blogspot.com/2013/07/surat-imajiner-al-qaida-kepada-ikhwanul.html
- Blogger Comment
- Facebook Comment
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
0 komentar:
Post a Comment