Seorang Direktur Tiba Tiba Dilangkahkan Kakinya Menuju Aksi Bela Islam 212, Apa Yang Terjadi..
Saya ikut tergelitik untuk menceritakan pengalaman 212 kemarin... tanggal 2 pagi saya kurang enak badan dan sempat sampaikan kepada teman teman direksi ijin pagi itu krn niat masuk siang hari bila badan sudah lebih sehat. entah kenapa pagi itu saya tetap berjalan keluar rumah arah ke kantor. tidak ada niat hari hari sebelumnya maupun pagi itu untuk menghadiri acara aksi super damai dan istighotsah maupun sholat Jumat di seputaran Monas apalagi sdh ada acara terjadwal di kantor.
Karena jalan tol cukup padat di dalam mobil saya sempatkan baca tulisan tulisan di WAG tentang aksi 212 dan terbaca satu tulisan yang sungguh menyentuh dan terasa menegur jiwa untuk peduli dan turut menghayati kebesaran Illahi, Allah SWT. sebelum keluar tol Semanggi tiba tiba saya sampaikan ke pengemudi bahwa kita mau ikut aksi super damai dan istighotsah serta sholat jumat di Monas tapi sebelumnya ke kantor dahulu utk satu kepentingan. selanjutnya dengan segera dari kantor saya ke Sahid untuk wudhu dan berganti baju dengan segala ketidak sempurnaan layaknya orang ingin beribadah .
Sementara itu saat mendung mulai terasa akan menitik dari Sahid saya naik ojek ke bundaran HI dan membawa koran untuk pangganti sajadah .di bundaran HI perasaan sudah membuncah melihat luar biasa banyaknya ummat dengan langkah pasti dan wajah wajah penuh semangat tapi teduh dan bahagia mencari ridho Illahi. sementara gema tasbih terus berkumandang nama saya disapa seorang wanita, mungkin orang PLN yang saya tidak kenal menawarkan 1 nasi bungkus (dengan kertas) , gelas aqua dan sebungkus kentang goreng. pada detik ini mata mulai berkaca kaca.. ya Allah, luar biasa rasa persaudaraan seiman membela dan menegakkan Kalam Illahi.. makanan yang sangat sederhana dan biasanya secara materil tdk dihitung pada hari itu terasa sangat berharga dan bermuatan ibadah yang luar biasa.
Sepanjang jalan tdk ada sampah.. bersih dan plastik tempat sampah diatur rapih sepanjang jalan . di dalam lokasi saya melihat ada orang eropa yang bertanya kepada bbrp ummat dan dijelaskan dengan sebaik baiknya. orang eropa itu senyum mendengar penjelasan dan kelihatan sangat merasa nyaman dan berterima kasih . saya terus berjalan dengan niat ke arah monas.. apa yang terjadi?
Ya Allah belum sampai di depan sarinah sdh tdk ada ruang untuk berjalan karena padatnya ummat yang duduk dengan khusuk bertasbih sambil mendengarkan tausiah. saya mencari tempat yang lowong dan duduk . tiba tiba seorang anak muda yang tidak saya kenal mengambil tempat di samping saya , menyalami dan ingin berfoto bersama. ternyata karyawan pln pusat dan bisa saya kenal dan bercakap cakap justru pada kesempatan seperti ini ... ya Allah... foto itu yang beredar di bbrp WAG...
Tidak terasa air mata mulai menetes seiring berjalannya waktu mendengar tasbih dan gelombang asma Allah ' Allahu Akbar ' diucapkan ratusan ribu hingga jutaan umat secara bergelombang sahut menyahut dari pusat acara di Monas hingga sampai ke bundaran HI.. merinding kita mendengarnya dan tetap merinding walau hanya mengingatnya saat ini.. hujan mulai turun dan masyaallah.. ummat tidak bergerak dari tempatnya, malah semakin khusuk.. hujan yang turun berlomba dengan airmata yang ikut turun mengalir mengingat kebesaran Allah dan rasa kecil serta tidak berartinya kita sebagai manusia...
Takbir bergema dan ummat melaksanakan sholat sunnah dalam hujan yang semakin deras. hujan, pertanda rahmat sekaligus ujian dari Allah SWT... khotbah Jumat sungguh luar biasa... memberi semangat dan keyakinan akan keagungan Illahi sekaligus bangga sebagai bangsa indonesia yang beraneka... sholat jumat dalam deraian hujan dan doa qunut yang panjang dan syahdu semakin menebalkan iman dan tekad membela agama....selesai Sholat jumat ummat mulai membuka makanan... Ya Allah.. makanan yang sangat sederhana tapi nikmat luar biasa di tengah hujan yang mulai berkurang.. rasa kebersamaan sungguh luar biasa, saling memperhatikan dan berbagi, tdk ada sekat duniawi... ya Allah... kembali perasaan membuncah penuh rasa haru dan bahagia.. makanan tiada putus, minuman tiada henti, tersedia sepanjang jalan sama seperti yang saya rasakan beribadah rukun islam ke tanah suci tahun 2003..
Inilah silaturahim yang sebenarnya.. dalam keterbatasan dan hujan tetapi semua orang terlihat bahagia dengan pandangan tajam namun lembut... Ulama menyampaikan agar saat ummat kembali ke rumah masing masing agar dilakukan dengan tertib... kembali pulang, saya berjalan kaki di jalan Sudirman dari depan sarinah sampai Sahid.. saya perhatikan sepanjang jalan ummat kembali dengan sangat sangat tertib secara perlahan dan santun.. dan di trotoir pejalan kaki , bukan di tengah jalan !!!
Luar biasa ummat mematuhi ulama dan mengagungkan kebesaran Illahi. semua mengikuti aturan, lalu lintas lancar dan semua orang merasa aman dan terlindungi... sampai titik ini saya merasa bangga dan bahagia mengambil keputusan secara tiba tiba mengikuti aksi super damai ini dan sampai pada kesimpulan: menegaskan prinsip dan menegakkan hukum serta kebenaran agama kita secara damai , santun dan penuh keikhlasan jauh lebih menggiriskan dan mendebarkan daripada aksi aksi yang bersifat agresif dan permusuhan..... dan kita selaku umat harus peduli dan sepenuh hati dalam membela agama .... insyaallah.....( Nasri Sebayang / Dir Regional Jawa Bagian Tengah PT.PLN ( Persero ) )..
Subbhanallah...
ReplyDeleteAllahuakbar....😢😢
Masya Allah ...indahnya Islam. Saatnya Ulama jadi Teladan Kita
ReplyDelete😥😥😥
ReplyDeleteBukankah air hujan itu suci lagi mensucikan?
ReplyDeleteAllahu Akbar!
Ketika jutaan umat melaksanakan sholat jumat di tempat terbuka dan tidak biasa, Allah berikan kemudahan bagi mereka untuk bersuci dengan hujan. :')
Allahu akabar.
ReplyDeleteSemoga allah selalu menjaga rasa persaudaraan kita sesama muslim.
Amiiiin
Allahu Akbar...
ReplyDeleteMonggo mampir... http://muslimsintesa.blogspot.co.id/
ReplyDelete