Hal ini menyebabkan satu persatu pendukung kudeta mulai menarik diri. Ada yang masih mencoba negosiasi dan sebagiannya menyatakan bergabung dengan massa Rabea el Adawea, mendukung kembalinya Mursi karena merasa telah dicurangi. Revolusi telah dicuri.
Hari ini salah seorang mantan petinggi Tamarrud muncul di podium utama Rabea el Adawea dan memberikan orasi di depan jutaan massa menolak kudeta militer. Dia yang tadinya mendukung kudeta balik mendukung legitimasi rakyat.
Dalam orasinya dia membongkar permainan 'krisis bensin' beberapa waktu menjelang pelengseran Mursi. Dia memaparkan diantara ribuan pom bensin yang ada, hanya 400 pom bensin yang berstatus milik negara. Selebihnya bisnis pribadi milik kroni-kroni Mubarak. Sebelum 30 Juni, pom-pom bensin milik antek Mubarak ini sengaja tidak memberikan pelayanan kepada masyarakat, sehingga krisis BBM melanda Mesir.
Kondisi ini sengaja diciptakan untuk menyulut kemarahan dan kekecewaan rakyat hingga ikut bergabung bersama pemberontakan. Rekayasa ini terbukti begitu mencolok seketika setelah Mursi digulingkan, bensin yang tadinya langka langsung normal.
Dalam sambutannya mantan petinggi Tamarrud ini juga mengatakan, "Saya tahu akan terjadi apa-apa pada diri saya. Tapi Allah Maha Kuat!" (kr/chan/sinai)
Allohu Akbar!!!
ReplyDelete