Ummu Sinan Tercatat Sejarah di Dua Perang


Ummu Sinan berasal dari suku Ghifar Aslam, dan Aslam berasal dari keturunan Khuza’ah. Ia datang dari kampungnya menuju Madinah untuk berbaiat di hadapan Rasulullah saw. Ia pun berjanji akan menyertai beliau saw di semua kesempatan hingga ke medan peperangan.

Suku Ghifar Aslam-Aslam, menurut Abu Hurairah, adalah satu dari beberapa kabilah yang dikatakan Rasulullah sebagai budak yang bertuankan Allah swt dan Rasul-Nya. Dalam riwayat lain disebutkan, Rasulullah saw bersabda, “Aslam dibaguskan oleh Allah, Ghifar diampuni oleh Allah. Bukan aku yang mengatakannya tetapi Allah swt yang mengatakannya.”

Perjumpaan pertama Ummu Sinan dengan Rasulullah adalah beberapa saat sebelum perang Khaibar berkecamuk. Ia meminta izin kepada Rasulullah untuk bisa ikut ambil bagian dalam perang tersebut. Tak langsung bertempur menghadapi musuh, melainkan hanya memberi minum tentara yang kehausan, mengobati mereka yang terluka atau sakit dan akan membawa pulang mereka. Rasul pun mengizinkan dan menawarkan pilihan, berangkat bersamanya atau bersama tentara. Ummu Sinan memilih berangkat bersama Rasul yang kemudian menyuruhnya untuk pergi bersama salah satu istrinya, Ummu Salamah.

Ummu Sinan sangat terkenal dengan ketelatenannya dalam mengurus tentara Muslimin yang sakit atau terluka. Ia juga menguasai beberapa teknik peperangan dan mempunyai pengaruh yang besar dalam jihad. Selain itu, ia pandai menunggang kuda sehingga kegesitan dan kelincahannya terlihat jelas di medan perang.

Dalam perang Khaibar, Rasulullah menikahi seorang tawanan, Shafiyah binti Huyay. Saat itu Shafiyah tengah berduka karena suaminya terbunuh di medan perang. Selama menunggu masa iddahnya habis, Shafiyah dititipkan ke Ummu Sinan. Seusai itu barulah diadakan syukuran pernikahannya dengan Rasul. Pada saat yang istimewa itu, Ummu Sinanlah yang menyikat dan meminyaki rambut sang pengantin.

Kaum Muslimin mendapatkan kemenangan yang gemilang di perang Khaibar. Atas kontribusinya, Ummu Sinan menceritakan bahwa ia mendapatkan untaian kalung berwarna merah dan perhiasan perak yang didapat dari harta rampasan perang dari Rasulullah. Selain itu, kain beludru, selimut dari Yaman dan kuali dari kuningan pun ia terima. Tak hanya itu, Ummu Salamah yang pulang bersamanya mengatakan bahwa unta yang ditungganginya menuju Madinah adalah miliknya.

Selain perannya dalam perang Khaibar, Ummu Sinan tercatat sebagai donatur dan orang pertama yang mendaftarkan dirinya pada perang Tabuk yang jatuh pada bulan Rajab 9 Hijriah. Saat itu, Rasulullah menyerukan umat untuk jihad dan mengeluarkan sedekah guna biaya perang. Maka, berduyun-duyunlah kaum Muslimin memenuhi panggilan tersebut, tak terkecuali Ummu Sinan. DVD MURATTAL
Share on Google Plus

About MUSLIMINA

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Post a Comment