Menurut Alkitab, dunia pernah disatukan dalam satu bahasa umum, "seluruh bumi, satu bahasanya dan satu logatnya." Namun, status quo ini berubah dalam satu malam, melalui sebuah peristiwa yang terkenal dari "Menara Babel" dimana mereka ingin menjadi termasyhur dan tidak tercerai berai, sehingga mereka membangun sebuah menara yang sangat tinggi untuk mencapai tujuan itu.
Tuhan menurut Alkitab menganggap mereka bersikap arogan, bahkan melihat tindakan mereka sebagai ancaman bagi diri-Nya karena "apapun juga yang mereka rencanakan, tidak ada yang tidak akan dapat terlaksana." Tuhan melihat manusia bisa menjadi seperti Tuhan Yang Maha Berkehendak, sehingga Tuhan menghukum mereka dengan meletakkan kutukan pada mereka. Mereka menjadi berbicara dalam bahasa yang berbeda-beda tanpa bisa dimengerti oleh yang lainnya, yang menyebabkan kebingungan dan kekacauan, yang akhirnya menghentikan mereka dari menyelesaikan menara Babel dan mereka menjadi tercerai berai. Ini adalah kisah yang ditemukan dalam Kejadian 11:1-9. Dengan demikian, kita masih menderita dengan 'Kutukan Babel' ini karena setiap masyarakat saat ini masing-masing memiliki bahasa yang unik dan terserak di seluruh permukaan bumi dalam berbagai bangsa.
Nubuat Alkitab dipenuhi oleh Agama Islam
Meskipun demikian, ada ayat dalam Perjanjian Lama yang mengatakan bahwa kutukan ini akan diangkat: "For then will I turn to the people a pure language that they may all call upon the name of the Lord, to serve Him with one consent." (Zephaniah 3:9)
"Kemudian sesudah itu, Aku akan memberikan kepada bangsa-bangsa satu bahasa murni, supaya mereka semua dapat memanggil nama Tuhan, beribadah kepada-Nya dengan satu persetujuan." (Zefanya 3:9)
Kristen, meskipun telah lebih dari 2.000 tahun, tidak pernah memenuhi nubuatan ini. Bahkan mengoceh dalam 2.000 bahasa yang berbeda, yang jelas terlihat dalam berbagai versi Alkitab.
Sekarang ada lebih dari 2.000 bahasa di mana setidaknya satu buku dari Alkitab telah diterbitkan. Meskipun angka ini mewakili kurang dari setengah dari sekitar 7.000 bahasa yang digunakan di dunia, bagaimanapun juga tetap termasuk sebagai kendaraan utama dalam komunikasi dari lebih 90 persen populasi dunia.
Jelas, bahwa orang-orang Kristen masih tetap hidup dalam kutukan di Kejadian 11.
Nubuat Zefanya ini, bagaimanapun, elok kedengarannya dipenuhi tiada lain oleh Islam. Melalui agama Islam, kutukan Babel dihapus dengan memerintahkan para pemeluknya untuk berkomunikasi dengan Tuhan dan menyembah-Nya dalam satu bahasa murni (tanpa kebengkokan di dalamnya) yang bisa dimengerti oleh seluruh bangsa, yaitu dengan bahasa Arab. Kaum Muslimin saat ini, baik Arab atau bukan, bersatu dalam memanggil Tuhan dalam satu persetujuan, yang merupakan pemenuhan langsung dari Zefanya 3:9.
Bahasa yang digambarkan sebagai bahasa murni terpenuhi dimana Al-Qur'an mengatakan: "(Ialah) Al-Qur'an dalam bahasa Arab yang tidak ada kebengkokan (di dalamnya) supaya mereka bertakwa." (Az-Zumar 39:28).
-----
Kata "bahasa" dalam Zefanya 3:9 di atas adalah "saphah" dalam bahasa Ibrani, yang menurut Strong's Concordance nomor 8193 memiliki 3 makna, yaitu bibir (sebagai bagian tubuh), bahasa dan geografi (sisi, tepi, perbatasan etc.).
Oleh karena itu, Zefanya 3:9 memiliki terjemahan alternatif, "Kemudian sesudah itu, Aku akan memberikan kepada bangsa-bangsa satu arah (geografi: sisi), supaya mereka semua dapat memanggil nama Tuhan, beribadah kepada-Nya dengan satu persetujuan." (Zefanya 3:9). Dalam istilah sederhana, Tuhan akan menyatukan orang-orang ke satu arah Kiblat.
Dengan demikian, Islam memenuhi makna utama maupun alternatif dari Zefanya 3:9, yaitu seluruh Muslim dalam beribadah, dalam menyembah Tuhan, menggunakan satu bahasa murni, yakni bahasa Arab, dan menghadap ke arah Kiblat atau pada satu arah yang dikenal secara umum yakni Baitullah-Ka'bah, Mekah.
Disamping itu, seorang Muslim yang mampu secara fisik & finansial diwajibkan melaksanakan ibadah Haji, yang berarti juga seluruh bangsa di dunia berkumpul menjadi satu tidak lagi tercerai berai. Plus pada akhirnya, setiap Muslim juga kompak bersatu menghadap satu arah Kiblat saat di rahim ibu pertiwi.. di permakaman :)
Disisi lain, orang Kristen menggunakan berbagai bahasa dan menghadap ke arah yang berbeda-beda, tidak teratur dalam "beribadah" di dunia ini, plus di pekuburan.
-----
Kesimpulannya: Agama Islam dengan bahasa Arab dan arah Kiblat telah menghapuskan kutukan Babel dalam Bibel, sehingga setiap Muslim dapat beribadah kepada Tuhan yang Benar dengan Cara yang benar. Adapun Kristen yang telah kehilangan bahasa murni dan kehilangan arah kiblat berarti masih hidup dalam kutukan.
http://ishamerdeka.blogspot.com/2013/06/islam-menghapus-kutukan-babel.html
- Blogger Comment
- Facebook Comment
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
0 komentar:
Post a Comment