Jakarta- Sejarawan Muslim, Tiar Anwar Bachtiar mengungkapkan bahwa saat ini, sila pertama yang berbunyi ‘Ketuhanan yang Maha Esa’ dimanfaatkan pihak tertentu. Yaitu diarahkan ke pemikiran pluralisme.
“Sekarang ini kan ‘Ketuhanan yang Maha Esa’, ditarik-tariknya ke arah pluralisme, pokoknya setiap orang bebas. Bahkan, yang atheis pun ingin diakui,” katanya dalam diskusi ‘Toedjoh Kata’ di Masjid Abu Bakar Ash-Shiddiq, Cawang, Jakarta Selatan pada Kamis (17/08).
Ia juga menegaskan bahwa sila pertama menunjukkan negara ini berpihak agama. Maka, ia menegaskan bahwa Indonesia bukan negara sekuler.
“Seharusnya, dengan ‘Ketuhanan yang Maha Esa’, memastikan bahwa Indonesia itu bukan negara sekuler. Dia negara yang berpihak pada agama,” ujarnya.
Tiar juga menegaskan bahwa jika negara ini berpihak pada agama, seharusnya yang dibubarkan ormas-ormas sekuler. Bukan ormas-ormas yang dasarnya agama.
“Kan aneh, ormas yang dasarnya agama dibubarkan. Sedangkan ormas-ormas yang dasarnya sekuler kok dibiarkan. Padahal, jelas dia bertentangan dengan sila pertama itu,” tuturnya.
“Dan Indonesia nggak boleh ada ormas yang sama sekali menolak agama,” tukas Wasekjen Persatuan Islam (Persis) ini.
0 komentar:
Post a Comment