Patung Dewa Perang Cina Berdiri di Tuban, Guru Besar UI: Awas! Bentar Lagi Pangkalan AL Cina!
Patung Dewa Perang Kwan Sing Tee Koen di Tuban, yang dinobatkan MURI sebagai patung terbesar se-Asia Tenggara telah diresmikan pada Senin, 17 Juli 2017.
Kendati patung berharga Rp 2,5 Miliar ini dinyatakan tidak ada ritual pemujaan, patung yang berada di Kelenteng Kwan Sing Bio, Tuban, Jawa Timur ini memunculkan kontroversi.
Guru besar ilmu politik Universitas Indonesia (UI) Nazaruddin Sjamsudin, mengingatkan kemungkinan adanya skenario “lanjutan” setelah pembangunan patung Dewa Perang Cina itu.
“Ini baru patung, sebentar lagi pangkalan AL Cina di Pontianak, Semarang, dan Palembang. Awas!” tulis Nazaruddin di akun Twitter @nazarsjamsuddin me-retwet akun @LUPUZTop1.
Kabarnya, pihak Kelenteng Kwan Sing Bio akan kembali membangun patung Dewi Kwan Im dengan besar dan tinggi yang sama.
Seperti diketahui, Kwan Sing Tee Koen dikenal sebagai jenderal perang di negeri China yang memiliki kejujuran dan setia. Kwan Sing Tee hidup zaman San Guo (221-269 Masehi).
Sebelumnya, pengamat politik Muslim Arbi meminta semua pihak untuk mewaspadai bersandarnya Kapal Perang Angkatan Laut China Deng Jiaxian-874 di Dermaga JICT II Pelabuhan Tanjung Priok.
“Perlu diwaspadai, kapal perang China itu bagian dari upaya ‘menerobos’ pertahanan dan mencari sumber alam di Republik Indonesia,” tegas Muslim Arbi kepada intelijen (24/07).
Meskipun kedatangan kapal perang China itu dalam rangka kerjasama dengan TNI AL, kata Muslim, kemungkinan membawa misi lain tetap harus diwaspadai.
"Walaupun secara resmi, kapal China bersandar sebagai bentuk kerja sama, tetapi tidak menutup kemungkinan melakukan kegiatan intelijen," kata Muslim. [ito/fatur]
0 komentar:
Post a Comment