Hasan Al Banna di Mata Para Ulama Dunia
Hasan Al Banna merupakan Sosok Ulama asal Mesir yang telah mendirikan Jamaah Ikhwanul Muslimin dan sekaligus menginspirasi perjuangan umat Islam di seluruh belahan dunia. Berikut adalah komentar beberapa Ulama saat di tanya pendapatnya mengenai Sosok Imam Syahid Hasan Al Banna.
1. Asy Syaikh Al Muhaddits Muhammad Nashiruddin Al Albani Rahimahullah
الألباني يثنـي على حسن البنا ويذكر فضله
على الشباب المسلم
قال الشيخ الألباني رحمه الله :
وكانت لي بعض [ كلمة غير واضحة ] الكتابية التـحريرية ، مع الأستاذ الشيخ حسن البنا رحمه الله ولعل بعضكم - بعض الحاضرين منكم - يذكر أنه حينما كانت مجلة ( الإخوان المسلمون ) تصدر في القاهرة، وهي التي تصدر طبعاً عن جماعة الإخوان المسلمين، كان الأستاذ سيد سابق بدأ ينشر مقالات له في فقه السنّة، هذه المقالات التي أصبحت بعد ذلك كتاباً ينتفع فيه المسلمون الذين يتبنون نهجنا من السير في الفقه الإسلامي على الكتاب والسنة .
هذه المقالات التي صارت فيما بعد كتاب ( فقه السنة ) لسيد سابق، كنتُ بدأت في الاطلاع عليها، وهي لمّا تُجمع في الكتاب، وبدت لي بعض الملاحظات، فكتبتُ إلى المجلة هذه الملاحظات، وطلبتُ منهم أن ينشروها فتفضلوا، وليس هذا فقط ؛ بل جاءني كتاب تشجيع من الشيخ حسن البنا رحمه الله ، وكم أنا آسَف أن هذا الـكتاب ضاع مني ولا أدري أين بقي..
ثم نـحن دائماً نتـحدث بالنسبة لحسن البنا - رحمه الله - فأقول أمام إخواني ، إخوانا السلفيين، وأمام جميع المسلمين ، أقول: لو لم يكن للشيخ حسن البنا - رحمه الله - من الفضل على الشباب المسلم سوى أنه أخرجهم من دور الملاهي في السينمات ونـحو ذلك والمقاهي، وكتّلهم وجمعهم على دعوة واحدة، ألا وهي دعوة الإسلام ، لو لم يكن له من الفضل إلا هذا لكفاه فضلاً وشرفاً..هذا نقوله معتقدين ، لا مرائين، ولا مداهنين.
“Dahulu saya memiliki (ucapan tidak jelas) Al Kitabiyah At Tahririyah, bersama Al Ustadz Asy Syaikh Hasan Al Banna Rahimahullah barangkali sebagian kalian –sebagian hadirin diantara kalian- ingat ketika majalah Al Ikhwan Al Muslimun terbit di Kairo, yang diterbitkan oleh penerbitan Jamaah Al Ikhwan Al Muslimin. Saat itu Al Ustadz Sayyid Sabiq pertama kali menyebarkan artikelnya tentang Fiqhus Sunnah, setelah itu artikel ini menjadi tulisan yang bermanfaat bagi kaum muslimin dengan mengambil metode dalam Fiqih Islam, sesuai metode Al Quran dan As Sunnah.
Artikel ini pada akhirnya menjadi kitab Fiqhus Sunnah yang dikarang Sayyid Sabiq, saya pun mulai menela’ahnya, yakni ketika dia terkumpul menjadi buku. Saya memulai memberikan beberapa catatan, lalu saya menulisnya di Majalah, saya meminta mereka untuk menyebarkan dan memperbanyaknya, bukan hanya ini, bahkan sampai kepada saya tulisan yang memotivasi dari Syaikh Hasan Al Banna Rahimahullah, tetapi betapa saya sangat menyesali bahwa tulisan tersebut hilang, saya tidak tahu kemana sisanya ….
Kemudian kita selalu berbicara tentang Hasan Al Banna Rahimahullah, maka saya katakan kepada saudara-saudaraku, saudara-saudara salafiyin, di depan semua kaum muslimin: seandainya Syaikh Hasan Al Banna –rahimahullah- tidak memiliki jasa dan keutamaan terhadap para pemuda muslim selain bahwa beliau menjadi sebab yang mengeluarkan mereka dari tempat-tempat hiburan, bioskop dan kafe-kafe yang melalaikan, lalu mengumpulkan dan mengajak mereka di atas dakwah yang satu, yakni dakwah Islam, -seandainya beliau tidak memiliki lagi keutamaan kecuali hanya perkara ini-, maka ia sudah cukup sebagai satu keutamaan dan kemuliaan. Ini saya katakan bersumber dari sebuah keyakinan, dan bukan untuk mencari muka dan tidak pula sekedar basa-basi". (Lihat Mudzakarah Al Watsaiq Al Jaliyyah, Hal. 50)
2. Asy Syaikh Abdullah bin Abdurrahman Al Jibrin Rahimahullah
Beliau adalah ulama Kerajaan Arab Saudi, berikut ini teksnya :
قال الشيخ ابن جبرين حفظه الله :
( هناك قوم اشتغلوا ببعض الأموات، مثل: سيد قطب، وحسن البنا.
الواجب أنهم يُلخّصون أخطاءهم ويـحذِّرون منها، وأما حسناتهم فلا يدفنوها، ولا يَقدح فيهم لأجل تلك الأخطاء أو تلك الزلات، لأن لهم حسنات..
إذا كانوا يذكرون السيئات، وينسون الحسنات؛ صدق عليهم قول الشاعر:
ينسى من المعروف طوداً شامخاً.... وليس ينسى ذرة ممن أساء
فيـجب أ ن تُلخَّص الأخطاء، وأن يـحذَّر منها، وبقية علومهم يُستفاد منهم )
Berkata Asy Syaikh Ibnu Jibrin Hafizhahullah:[1]
“Ada kaum yang sibuk terhadap sebagian orang yang sudah wafat semisal Sayyid Quthb dan Hasan Al Banna. Yang wajib adalah mengoreksi kesalahan mereka dan memperingatkan darinya, ada pun kebaikannya maka janganlah ditutup-tutupi, dan janganlah mencela mereka karena kesalahan-kesalahan itu atau ketergelincirannya, karena mereka memiliki banyak kebaikan …..
Jika mereka (kaum itu) hanya menyebutkan kejelekan dan melupakan kebaikannya, maka benarlah apa yang dikatakan oleh penyair:
Melupakan kebaikan adalah kesombongan yang memberatkan
Namun dia tidak lupa dengan kejelekan walau sebesar atom
Maka, wajib memurnikan kesalahan mereka dan memperingatkan darinya, dan ilmu-ilmu mereka yang lainnya dapat diambil faidahnya …” (Lihat Mudzakarah Al Watsaiq Al Jaliyyah, Hal. 51)
3. Asy Syaikh Abdullah bin Qu’ud Rahimahullah Ta’ala
Beliau adalah ulama Kerajaan Saudi Arabia, anggota Al Lajnah Ad Daimah (semacam komisi fatwa di Indonesia), berikut ini teksnya:
رأي العلامة ابن قعود رحمه الله
في حسن البنا
قال العلامة عبد الله بن قعود رحمه الله :
وأنا عندي أن البنا رحمه الله تعالى قام بدور أرجو الله أن يغفر له وأن يضاعف أجره ، والحقيقة أنه حرَّك الدعوة في مصر وانتشرت منه إلى غير مصر على ما له فيه من نقص لكن له السبق ، له السبق في تربية الشباب وفي تـحريك الشباب والناس
إذا ربنا أكرمهم أكثر مما كانوا فالشباب الآن أصبحوا شباب سنة أكثر من ذي قبل وشباب التزام أكثر من ذي قبل والخير فيهم أكثر مما كان في بدايات ( الإخوان ) بلا شك لكن هناك بدؤوا في وقت تكاد تكون لا شيء ، فلا ينسى للناس فضلهم .
المرجع : شريط ( وصايا للدعاة – الجزء الثاني ) للشيخ العلامة عبد الله بن حسن ابن قعود رحمه الله
Berkata Al ‘Allamah Abdullah bin Qu’ud Rahimahullah:
“Bagi saya, sesungguhnya Al Banna Rahimahullah Ta’ala telah menjalankan tugasnya, saya harap semoga Allah mengampuninya dan melipatgandakan pahala baginya.
Pada kenyataannya, dialah yang menggerakan dakwah di Mesir dan menyebarkannya ke luar Mesir di atas sesuatu yang masih ada kekurangan, tetapi dia telah mendahului. Dia telah mendahului dalam mentarbiyah para pemuda dan dalam menggerakan para pemuda dan manusia.
Rabb kita telah memuliakan mereka lebih banyak dari sebelumnya. Lalu pemuda sekarang menjadi pemuda sunah yang lebih banyak daripada sebelumnya, dan pemuda yang memiliki komitmen lebih banyak daripada sebelumnya, dan kebaikan pada mereka lebih banyak daripada permulaan masa (Al Ikhwan), tanpa diragukan lagi. Tapi mereka (Al Ikhwan) memulai pada saat hampir belum ada apa-apa, maka janganlah manusia melupakan keutamaan yang mereka miliki …” sumber: kaset Washaya Lid Du’ah, Juz. 2. (Mudzakarah Al Watsaiq Al Jaliyah, Hal. 53)
4. Asy Syaikh Manna’ Khalil Al Qaththan Rahimahullah
Ulama terkenal, pakar Tafsir dan Hadits. Mantan Ketua Mahkamah Tinggi di Riyadh dan dosen paska sarjana di Universitas Muhammad bin Su'ud, Saudi Arabia. Ia berkata:
"Gerakan Ikhwanul Muslimin yang didirikan oleh Asy Syahid Hasan Al Banna dipandang sebagai gerakan keislaman terbesar masa kini tanpa diragukan. Tidak seorang pun dari lawan- lawannya dapat mengingkari jasa gerakan ini dalam membangkitkan kesadaran di seluruh dunia Islam. Maka dengan gerakan ini ditumpahkan segala potensi pemuda Islam untuk berkhidmat kepada Islam, menjunjung syariatnya, meninggikan kalimahnya, membangun kejayaannya, dan mengembalikan kekuasaannya. Apa pun yang dikatakan mengenai peristiwa¬peristiwa yang terjadi atas jamaah ini namun pengaruh intelektualitasnya tidak dapat diingkari oleh siapa pun juga." (Istilah Asy Syahid asli dari Syaikh Manna' sendiri. Lihat Studi Ilmu-Ilmu Al Qur'an, hal. 506)
5. Asy Syaikh Muhammad Amin Al Husaini Rahimahullah
Beliau adalah mufti besar Palestina pada zamannya. Ia berkata:
"Sesungguhnya, sifat yang sangat menonjol pada diri AI Banna adalah Ikhlas yang mendalam, otak yang cemerlang, dan kemauan yang keras. Semua itu diperindah dengan kemauan yang kuat." (Syaikh Badr Abdurrazzaq Al Mash, Manhaj Da'wah Hasan Al Banna, hal. 89).
Ia juga berkata, "Asy Syahid Hasan Al Banna dan para pengikutnya telah memberi sumbangan besar bagi Palestina. Mereka mempertahankannya dengan berjuang keras dan cita-cita mulia. Semuanya merupakan karya nyata dan kebanggaan yang ditulis dalam sejarah jihad dengan huruf yang terbuat dari cahaya." (Istilah Asy Syahid adalah asli dari Syaikh Amin al Husaini. Ibid, hal. 141-142)
6. Asy Syaikh Hasanain Makhluf Rahimahullah.
Beliau adalah mantan mufti Mesir pada zamannya. Ia berkata:
"Syaikh Hasan Al Banna semoga Allah Subhanahu wa Ta'ala menempatkannya bersama para shalihin- adalah salah seorang tokoh Islam abad ini. Bahkan ia merupakan pelopor jihad di jalan Allah dengan jihad yang sesungguhnya. Beliau berdakwah dengan menempuh manhaj yang benar, meniti jalan yang terang yang diterjemahkannya dari Al Qur'an, Sunnah Nabi, dan ruh tasyri' Islam. Beliau melaksanakan semua itu dengan penuh hikmah, hati-hati, dan sabar, dan 'azzam yang kuat sehingga da'wah islam menyebar ke seluruh penjuru Mesir dan negeri-negeri Islam serta banyak orang bergabung di bawah bendera da'wahnya." (Ibid, hal. 91)
7. Kesaksian Da'i terkenal, ‘Alim Rabbani, Al 'Allamah Abul Hasan Ali Al Hasani An Nadwi Rahimahullah.
Ia berkata dalam pengantar buku Mudzakkirat Da'wah wa Da'iyah-nya Imam Hasan Al Banna:
"Pengarang buku ini termasuk di antara pribadi-pribadi yang kami katakan memang sengaja dipersiapkan qudrah ilahiyah (kekuasaan Allah), dibentuk tarbiyah rabbaniyah, kemudian dimunculkan pada waktu dan tempat yang ditentukan.
Setiap orang yang membaca buku ini dengan dada bersih, sikap obyektif, jauh dari sikap fanatik, dan keras kepala pasti yakin bahwa pengarangnya adalah seorang yang memang dipersiapkan untuk dihibahkan (bagi umat manusia) yang bukan hanya tiba dan muncul begitu saja. Ia bukan sekadar produk sebuah lingkungan atau sekolah; bukan sekadar produk sebuah upaya keras, dan bukan produk dari sebuah percobaan. Ia merupakan salah satu produk dari taufik dan hikmah ilahiyah yang menaruh perhatian besar terhadap agama dan umat ini." (Syaikh Hasan Al Banna, Memoar Hasan Al Banna untuk Da'wah dan Para Da'inya, kata pengantar)
Dan masih banyak lagi selain mereka yang memberikan pandangan positif bagi Al Imam Hasan Al Banna Rahmatullah ‘Alaih. Semoga bermanfaat.
Wallahu A’lam
Farid Nu’man Hasan
[1] Saat itu Beliau masih hidup, sehingga menggunakan hafizhahullah (semoga Allah menjaganya), saat ini Beliau sudah wafat dan biasanya untuk orang wafat kita mendoakannya dengan rahimahullah.
0 komentar:
Post a Comment