Hizbut Tahrir menyayangkan perseteruan yang terjadi antara Recep Tayyip Erdogan dan dan Fethullah Gulen. HT menilai harus dilakukan rekonsiliasi antara keduanya.
“Ini (perseteruan) amat disayangkan sebenarnya,” kata juru bicara Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Ismail Yusanto kepada Kiblat.net seusai mengikuti Halal bi Halal Akbar 1437 H di Balai Sudirman Jakarta, Rabu (27/07).
“Karena kalau tindakan Erdogan ini diteruskan, menutup 15 universitas, menutup sekian ribu sekolah, rumah sakit, ini seperti membelah sebagian dari tubuh dia sendiri,” ujarnya.
Ismail menambahkan Erdogan bisa naik menjadi pemimpin Turki juga karena dukungan jaringan Hizmet yang dipimpin oleh Fethullah Gulen. Sehingga tindakan memusuhi kelompok Gulen sangat tidak menguntungkan pemimpin Partai AKP itu. Selain itu juga merugikan kepentingan umat di Turki secara keseluruhan.
“Jadi saya pikir ini harus ada yang menengahi, sebab kalau tidak ini sangat buruk,” ungkapnya.
Seperti diketahui, Hizmet memiliki jaringan yang sangat luas hingga ke berbagai negara. Menurut Ismail akan banyak yang dikorbankan ketika menghabisi Fethullah Gulen dan kelompoknya. Pasalnya, jaringan Gulen memiliki ribuan sekolah, yayasan sosial, rumah sakit dan universitas.
“Saya tidak tahu apakah istilah rekonsiliasi itu tepat, tapi saya pikir itu harus dilakukan,” kata Ismail.
Jika tak bisa terjadi rekonsiliasi antara Erdogan dan Gulen, lanjut Ismail, maka akan memakan korban yang sangat besar. Sementara, di Turki sendiri kekuatan pendukung Kemal Attaturk dan sekularisme masih sangat kuat.
Seperti diketahui, perseteruan antara Erdogan dan Gulen makin meruncing setelah terjadi upaya kudeta yang dilakukan sekelompok kecil tentara Turki. Erdogan menuding Gulen berada di balik upaya kudeta tersebut. Akibatknya, ribuan sekolah dan yayasan yang terkait Gulen ditutup, sementara belasan ribu orang ditangkap atas tuduhan terkait kudeta.(kiblat)
0 komentar:
Post a Comment