The American Israel Public Affairs Committee (AIPAC) adalah sebuah kelompok lobi kongres dan badan eksekutif pemerintahan Amerika Serikat yang bertujuan menghasilkan kebijakan dan meningkatkan hubungan dekat antara Amerika Serikat dan Israel.
Sejarah Pendirian AIPAC
Awalnya didirikan pada tahun 1951 oleh Yesaya L. “Si” Kenen. Kenen awalnya berasal dari Komite Zionis Amerika untuk Urusan Publik (American Zionist Committee for Public Affairs) sebagai divisi lobi Zionis American Council. Sebelum itu, Kenen adalah seorang karyawan dari Kementerian Luar Negeri Israel. Menurut wartawan Connie Bruck, AIPAC didirikan pada tahun 1963 yang dipimpin oleh Kenen hingga pensiun pada tahun 1974.
Dengan keanggotaan saat ini mencapai 100.000 orang, yang bertemu secara rutin dengan para anggota Kongres dan melaksanakan berbagai kegiatan di mana mereka dapat membagi pandangannya dengan mereka.
Antara 1978 dan 2000, AIPAC telah menyumbang secara langsung hampir US$35 juta kepada 1.732 kandidat Kongres. Bantuan resmi dari AS ke Israel sejak 1948 telah melampaui US$103 miliar.2
Tujuan AIPAC
Tujuan AIPAC ialah melakukan lobi terhadap Kongres AS mengenai isu-isu dan peraturan yang mendukung kepentingan terbaik Israel dan Amerika Serikat.
Beberapa kebijakan luar negeri Amerika Serikat yang diduga mendapat pengaruh AIPAC antara lain: 3
- Menekan Pemerintah Palestina melalui surat yang ditandatangani oleh 259 anggota kongres dan 79 senator. Tujuannya adalah untuk memaksa Uni Eropa dan Amerika Serikat tidak memberikan bantuan kepada Otoritas Palestina sebelum mencapai persyaratan internasional
- Memperkuat hubungan keamanan dalam negeri Amerika Serikat-Israel dengan menjalin kerja sama dalam bidang riset dan pembangunan proyek.
- Menjamin perolehan bantuan luar negeri untuk Israel, yang mencapai US$2.52 triliun pada tahun 2006 dan dukungan ekonomi serta militer
- Melarang bantuan dan kontak Amerika Serikat dengan Hamas sampai pemimpinnya mengakui keberadaan negara Israel
- Memperpanjang pinjaman keuangan untuk Israel sampai 2011
- Mengutuk Iran atas konferensi anti-Holocaust.
- Mensponsori “Iran Freedom and Support Act”, yang menguatkan sanksi untuk mencegah program nuklir Iran
- Mencap stasiun televisi Hezbollah sebagai agen teroris melalui surat Presiden Bush yang ditandatangai oleh 51 senator
- Mensponsori “Syrian Accountability Act” yang membolehkan Presiden Bush untuk memberi sanksi kepada Suriah atas campur tangan di Lebanon
- Meningkatkan bantuan militer kepada Israel mencapai US$ 1 triliun dalam bentuk bantuan pemerintah.
Misi Yahudi dibalik AIPAC
Banyak sekali tokoh penting dilingkungan pemerintahann Amerika Serikat yang mendukung kebijakan-kebijakan Israel dalam mencapai tujuannya, yaitu mendirikan Israel di tanah rakyat Palestina. Mereka ingin mendirikan negara Yahudi Zionis sambil menunggu sang messiah yang nanti akan datang, dalam Islam messiah Yahudi yang dimaksud ialah Dajjal sedangan umat kristiani menyebutnya Anti Kristus.
Texe Marrs, Investigator Independen yang dituangkan dalam artikelnya “George Bush, Zionis Double agent, American Traitor“ memberikan kesimpulan dalam 6 tahun penelitiannya.4
Marrs meneliti dokumen “ Jewish Welfare Board “ di mana ditemukan Dinasti Bush yang Yahudi tersebut sejak dulu ada yang jadi perwira-perwira tentara Amerika Mayor George Bush, Mayor Louis Bush, Mayor Solomon Bush, dan dinasti tersebut sejak dulu sangat dekat dengan pusaran elit Zionis Amerika dan elit lingkaran pusat kelompok Iluminati Amerika. Presiden George Bush setelah dilantik terus mengangkat tokoh-tokoh/pendeta Yahudi Radikal sebagai pejabat Gedung Putih, Komisaris Federal Reserve, Pengawas Keuangan Pentagon dan lain-lain. 5
Marrs juga menemukan fakta bahwa Hillary Clinton, Madeline Albright, senator John Kery, Jendral Wisley Clark adalah Yahudi dan ia menyatakan “Bush merupakan agent demi kepentingan Zionis Israel, yang disusupkan kedalam Amerika Serikat”. George Bush sangat gemar mempelajari Talmud seperti juga Karl Marx, Lenin, Trotsky, dan Stalin.6
Dalam salah satu pidatonya Hillary Clinton dan Donald Trump ikut angkat bicara di AIPAC dalam mendukung Israel :
Amerika tidak pernah bisa netral ketika keamanan Israel dibutuhkan untuk bertahan hidup.
(Hillary Clinton)
Ketika saya menjadi presiden, hari-hari yang memperlakukan Israel seperti warga kelas kedua akan berakhir pada satu hari.
(Donald Trump)
Kamu bisa melihat videonya disini.
Kesimpulan
Jangan berharap siapaun presiden Amerika nanti yang terpilih bersikap adil kepada rakyat Palestina. Clinton dan Trump keduanya sama, baik dari partai republik maupun demokrat adalah kedok yang sama untuk menciptakan tatanan sekuler dunia dibawah Zionis Israel, sebuah negara Yahudi merdeka yang dipimpin oleh seorang messiah yang mereka nantikan (Dajjal).
Sedangkan Amerika dan Israel bagaikan Yajuj dan Majuj di zaman modern!
Sumber
0 komentar:
Post a Comment