PUTUS ASA: Junta Militer Mesir, Menyerang Moralitas Ikhwanul Muslimin dan ProMoursi


By: Nandang Burhanudin
*****
Junta Militer di Mesir, benar-benar kebingunan bagaimana memecah gelombang manusia pro Moursi. Isu-isu negatif pun ditebar:

1. ProMoursi = Teroris.
Tuduhan yang jelas tak laku. Demonstran proMoursi adalah orang-orang yang tertib, damai, menjaga ketertiban. Bahkan dilaporkan, di titik-titik konsentrasi massa, para penjual makanan dan minuman membiarkan saja gerobak-gerobak jualannya di tengah hiruk pikuk massa. Ia hanya menuliskan harga dan sebuah kotak uang. Si empunya pergi shalat atau fokus memperhatikan orasi, tanpa takut kehilangan barang dagangan atau dicuri para pendemo. Jika masalah uang saja demikian amanah, apalagi masalah nyawa atau membuat keonaran yang merupakan tipe perilaku teroris.

2. ProMoursi melakukan transaksi seks dengan wanita-wanita pengungi Syiria di Mesir sebesar 50 Pound (Rp. 100.000)

Gosip murahan ini disebar, sekali lagi untuk mencoreng nama baik demonstran proMoursi dan jamaah Ikhwanul Muslimin. Persis seperti dikatakan para ahli hukum. Jika suatu sangkaan/dakwaan hukum lemah, maka akan diangkat sisi moral terdakwa/tersangka. Karena memang, di lapangan hal itu sama sekali tidak terjadi.

Ikhwanul Muslimin sangat memuliakan wanita (kaum hawa). Mereka dijaga ketat agar tidak disusupi makhluk asing yang tidak dikenal. Para lelakinya pun sangat kental dengan nuansa syar'i: ghaddhul bashar (menjaga pandangan) bahkan sudah menjadikan berbincang dengan non mahram di belakang hijab.

3. ProMoursi menebar berita-berita bohong.

Isu ini sengaja diblow up, agar masyarakat menjadi tidak yakin dengan berita-berita yang berasal dari proMoursi. Padahal kita paham, hampir seluruh media milik IM atau yang proMoursi sudah dibreidel oleh Junta Militer. Satu-satunya media yang efektif adalah medsos, seperti FB, twitter, youtube, dll.

Dalam keadaan tegang dan jumlah massa jutaan demonstran, sangat wajar bila terjadi misskomunikasi. Namun itu tidak serta merta menjadikan berita dari proMoursi atau IM adalah menebar kebohongan.

Lain halnya dengan media prokudeta. Hal yang sudah jelas saja, dijungkirbalikkan. Fakta-fakta yang ada ditutupi. Bahkan beberapa wartawan media yang menyiarkan Live ditangkapi. Tujuannya, membungkan keadaan dan mengaburkan kejadian sebenarnya di lapangan.


Jadi, bagi kita yang hanya mengandalkan internet sebagai sumber, harus banyak bertanya kepada pihak-pihak yang berkompeten. Supaya kita tidak bias, terdorong menganggap fitnah sebagai fakta, atau sebaliknya. DVD MURATTAL
Share on Google Plus

About MUSLIMINA

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Post a Comment