Ibu Asma: Anak Saya Mengorbankan Jiwanya untuk Kehormatan Mesir
Asmaa Beltagy, 17 tahun berdiri diantara para pengunjuk rasa dalam aksi damai mendukung Presiden Mohammed Morsi ketika tembakan penembak jitu merenggut nyawanya pada 14 Agustus 2013.
Pada hari itu, pasukan keamanan Mesir membubarkan demonstrasi damai di lapangan Rabiah Al Adawiyah, menewaskan hampir 2600 pengunjuk rasa.
Ratusan warga Mesir melarikan diri ke luar negeri untuk menghindari penangkapan, termasuk ibu Asma, Sanaa Abdel Gawad Mohamed, yang kini tinggal di Istanbul, Turki.
Disebut sebagai bayi Rabaa, pembunuhannnya menimbulkan kemarahan dunia. mendengar syahidnya sang anak, ayahnya menulis surat kepada anak yang dicintainya. Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengalir air matanya di siaran langsung TV ketika surat tersebut dibacakan.
Sanaa Mohammed mengatakan; “Sulit untuk mengambil keputusan meninggalkan negeri saya ketika anak saya mengorbankan nyawanya untuk kemenangan, kehormatan dan kesejahteraan Mesir.”
Dia harus meninggalkan Mesir karena “mereka ingin membalas dendam kepada kami semua.”
Suami Sanaan, pemimpin Ikhwanul Muslimin Mohammed Beltagy telah dijebloskan dalam penjara atas pelbagai macam tunduhan, termasuk kekerasan dan hasutan. Dua anaknya, Anas dan Khaled juga dijebloskan dalam penjara.
“Mereka tidak meninggalkan anggota keluarga kami, “ujar ibu yang sedang bersedih ini, seraya mengatakan: “Bahkan anak saya terkecil Hossam, 13 tahun pun mereka kejar dan jebloskan dalam penjara.”
“Karena itu, saya terpaksa meninggalkan negeri yang saya cintai.”
0 komentar:
Post a Comment