Ketika Kalimat Tauhid Diberitakan Sebagai 'Tulisan Arab'
Ada satu tren media (sosial) dalam kasus yang menjerat Nurul Fahmi (NF), yaitu kalimat Tauhid banyak disebut sebagai "tulisan Arab".
Pandangan buruk pun menyorot perbuatan NF yang dipandang "melecehkan simbol negara".
Ia memang menulisi huruf Arab yang di bawahnya ada simbol pedang di kain bercorak merah putih.
Tetapi kalimat yang ditulis NF itu bukan kalimat sembarangan, itulah kalimat Syahadat.
Orang kafir (non Islam) jika mengucapkannya dengan sepenuh hati dengan pembenaran Tauhid, maka surga dan kehormatan tertinggi sebagai makhluk akan jadi ganjaran.
Sebaliknya, meskipun seseorang ber-KTP Islam, jika membencinya, menghinakannya atau mengingkarinya, maka statusnya adalah murtad. Ia akan dikembalikan ke tempat seburuk-buruknya, kekal di neraka Jahanam.
Sehingga pandangan berbeda diberikan oleh kalangan Islamis. Mereka tak terima kalimat Tauhid disebut sebagai "tulisan Arab" yang melecehkan bendera nasional.
Meminta masalah ini jangan dibesar-besarkan. Kalaupun penulisan apapun di merah putih dilarang, yang dilakukan NF terjadi karena ketidaktahuan.
Lebih mantapnya lagi, penulisan bukan bermaksud menghina seimbol negara. Karena pelaku mencintai negara dan agamanya.
Ia hanya mengungkapkan kebebasan berekspresi positif yang mungkin salah tempat. Bukan ekspresi buruk atau penghinaan.
Bagaimana mungkin kalimat Tauhid dituding sebagai alat penghinaan?
Sementara bermodalkan berita "tulisan Arab di merah putih", buzzer-buzzer anti FPI di media sosial membully, menyalahkan dan menghina pelaku.
Namun kekonsistenan memang mahal, corak merah putih tak hanya pernah ditulisi dengan kalimat Tauhid.
Berbagai penelusuran mengungkap, coret-coretan di merah putih juga dilakukan oleh bermacam komunitas lain.
Lalu mengapa hanya NF yang dibully dengan masif? Dia bukan orang terkenal, bahkan bukan juga FPI..
Tak diketahui pasti penyebabnya, mungkin karena tercampur antara yang anti Islam, anti Arab dan anti FPI....
Jadi meskipun lafadz tulisan itu lebih berat dari alam raya seisinya, tetapi yang tertulis itu dipandang "hanya tulisan Arab".
Jadi meskipun lafadz tulisan itu lebih berat dari alam raya seisinya, tetapi yang terlihat adalah "itu dikibarkan di acara FPI".
Sang bendera kebanggaan juga menjadi corak yang menakutkan bagi warganya. Berbuat salah, walau bermaksud menghargai, bisa langsung dituduh "menghina" dan dijebloskan ke dalam penjara.(risalah)
0 komentar:
Post a Comment