Staf khusus Presiden Bidang Bantuan Sosial dan Bencana di era Presiden SBY (2009-2014), Andi Arief mengatakan bahwa sesepuh Majalah Tempo Goenawan Mohamad adalah pembuat berita hoax tentang Obor Rakyat.
"Memang @gm_gm ini buat berita hoax seolah Obor Rakyat saya yang buat. Dia tahu pembuat itu dua mantan wartawan Tempo terbaik, dididik dia," kata Andi melalu akun pribadinya, Jumat (20/1/2107).
Setyardi mantan Tempo, kata dia, adalah kawannya sejak Sekolah Menengah Atas (SMA), bahkan kawan karib.
"Saya membela pikirannya, soal Obor Rakyat dia sudah dewasa. Sekarang kita tahu @qm_gm biang hoax sesungguhnya soal Obor rakyat. Saya tidak akan menuntut, tapi publik perlu tahu, dia penyebar hoax," ujar Andi.
Andi tahu GM marah soal dana bantuan sosial untuk Salihara dua tahun yang ia ungkap. Termasuk puluhan milyar proyek dengan pendidikan dan kebudayaan dan acara internasional.
"Apakah salah meminta Salihara diperiksa karena saya mengerti betul sekte kecil yang dibangun GM tidak layak dapat, rakyat lebih berhak," katanya.
"Menuduh saya di belakang Obor Rakyat adalah perbuatan tercela @gm_gm di usia senjanya. Saya menyesal dan sedih melihat orang tua kekanak-kanakan," lanjutnya.
Andi mengaku ia membela Setiyardi bukan soak berita Obor Rakyat, tapi kebebasan berpendapat. Ia mempersilakan yang tidak sepakat membuat tandingan.
"Saya di belakang buku tandingan melawan hoax Gurita Cikeas, itulah cara beradu pikiran. kenapa menolak Obor Rakyat diadili, sikap. Silakan @gm_gm curhat pada @sbyudhoyono, saya memilih menjelaskan pada publik soal mulai kehilangan rasionalitasnya GM," ungkapnya.
Andi meminta polisi periksa dana bansos Salihara. Menurutnya hal itu menyakiti akal sehat. Dan ia tidak akan kendur soal tuduhan Obor Rakyat.
"Saya tidak akan melaporkan hoax @gm_gm terhadap saya soal Obor Rakyat. Tapi mungkin istri saya yang membaca itu punya pikiran berbeda. Kalaupun saya boleh berpendapat saat ini, apa ditulis Obor Rakyat terbukti satu per satu. Bukan hoax. Bagaimana Menurut anda @gm_gm?" tantang Andi. [Paramuda/BersamaDakwah]
0 komentar:
Post a Comment