Gus Sholah dan Hajriyanto Tolak Jadi Pengurus YPP Hary Tanoe
Belum sampai sepekan usai diluncurkan, dua tokoh yang disebut sebagai bagian
dari Yayasan Peduli Pesantren (YPP) menyatakan ketidaksediaannya sebagai pengurus. Kedua orang itu adalah KH Salahuddin Wahid (Gus Sholah) dan Hajriyanto Y Thohari.
Dalam peluncuran YPP di Gedung MNC Financial Center, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Ahad (4/12/2016) lalu disebutkan, yayasan yang diketuai Ketua Umum Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo ini menyebut nama Gus Sholah sebagai Ketua Dewan Pengawas dan Hajriyanto sebagai anggota Dewan Pembina.
Saat itu Gus Sholah nampak hadir dalam peluncuran yayasan tersebut. Dari kalangan NU, selain Gus Sholah, Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj didaulat menjadi Ketua Dewan Pembina, sedangkan Mahfud MD menjadi salah satu anggotanya.
“Terkait dengan berita tentang keterlibatan saya dalam Yayasan Peduli Pesantren yang kini beredar luas, tadi pagi saya sudah kirim surat ke Syafril Nasution (orang dekat Hary Tanoe, Ketua Harian YPP, red). Saya nyatakan tak bersedia duduk di dalam yayasan pada posisi apapun,” ungkap Gus Sholah kepada wartawan di Hotel Horison Suites Surabaya, Jumat (9/12/2016).
Gus Sholah mengaku menghargai gagasan YPP untuk membantu dana guna memajukan pesantren. Tetapi proses pembentukan yayasan yang dianggap terlalu cepat dan nuansa politik yang kuat.
“Ini membuat saya tak bersedia duduk dalam posisi apapun. Apalagi kemarin saya diberitahu bahwa saya diminta untuk menjadi anggota Dewan Etik Mahkamah Konstitusi,” tukasnya.
Gus Sholah berharap dengan tabayyun atau klarifikasi ini tidak akan ada lagi kesimpangsiuran informasi.
“Ini juga untuk menjawab pertanyaan para masyayikh, ulama, kiai, habaib dan masyarakat luas, termasuk juga keluarga besar Pesantren Tebu Ireng Jombang. Moro-moro tangi dipisuhi uwong (tahu-tahu bangun tidur, dimaki orang). Tapi saya tidak akan menempuh langkah hukum, meskipun ini perbuatan tidak menyenangkan,” jelasnya.
Sebelumnya, Ketua PP Muhammadiyah Hajriyanto Y Thohari juga menolak namanya dimasukkan sebagai anggota Dewan Pembina. Secara resmi, Hajriyanto telah berkirim surat Ahmad Rafiq, Sekjen Partai Perindo sekaligus juga anggota Dewan Pembina YPP. Rafiq adalah kader Muhammadiyah yang dekat dengan Hary Tanoe.
“Selanjutnya, untuk menghindari kontroversi lebih jauh terutama “Pelarangan perangkapan jabatan pimpinan Muhammadiyah dengan organisasi dan/atau yayasan lain yang amal usahanya sejenis”, maka dengan ini saya menyatakan tidak bersedia menjadi anggota Dewan pembina Yayasan Peduli Pesantren (YPP) sebagaimana pembicaraan kita tentang permintaan Saudara dalam komunikasi melalui WhatsApp beberapa waktu lalu,” bunyi surat yang ditandatangani Hajriyanto, 6 Desember lalu.
Berbeda dengan keduanya, mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD memastikan dirinya bergabung dan menjadi anggota Dewan Pembina Yayasan Peduli Pesantren (YPP) yang dipimpin Hary Tanoe.
“Atas pertanyaan, bagaimana mulanya saya bergabung maka jawaban saya simpel saja. Saya dihubungi dan diminta bergabung dalam sebuah yayasan yang bergerak untuk memajukan pondok pesantren. Saya tanya, siapa saja yang akan bergabung, dijawab bahwa selain HT juga ada Gus Sholah, Hajriyanto J. Thohari, Ahmad Rofiq, Aqil Siroj, dan lain-lain. Oh, banyak orang-orang baik bergabung, maka saya bergabung tetapi tidak di eksekutifnya,” kata Koordinator Presidium Majelis Nasional KAHMI itu seperti dikutip Rakyat Merdeka Online.
Mahfud mengaku, jika dalam perjalanan YPP nantinya melenceng, dia akan meluruskan atau meninggalkan. “Sumbangannya diterima saja. YPP ini tujuannnya baik untuk ikut memajukan pesantren. Kalau melenceng ya saya luruskan atau saya tinggalkan,”pungkasnya. [SR/dbs]
0 komentar:
Post a Comment