Ungkap Pembunuh Demonstran di Persidangan, Pernyataan Mursi Gemparkan Mesir


Presiden Mesir terpilih paksa revolusi, Muhammad Mursi kembali menjalani persidangan dengan tuduhan “mata-mata” negara, bersama dengan 35 orang tertuduh lainnya. Ahad, (18/1/2015).

Dalam kesempatan itu Mursi menegaskan, Ikhwanul Muslimin sama sekali tidak bersalah dalam berbagai kasus berdarah yang terjadi di Mesir para era transisi. Berdasarkan investigasi yang telah dilakukan, militer lah yang bertanggungjawab atas pembunuhan pada demonstran. “Dewan militer adalah pihak yang bertanggungjawab terhadap pembunuhan demonstran di Tahrir Squere pada Revolusi 2011 lalu.” jelas Mursi. Menurutnya, pembunuhan terus dilakukan oleh Dewan Militer hingga di masa transisi hingga dirinya terpilih secara demokratis mejadi presiden Mesir pada bulan Juni 2013.

Mursi kemudian mengatakan, selama dirinya menjabat, ia membuat sebuah komite yang bertugas mengungkap fakta kejadian tragedi pembunuhan pendukung revolusi di Tahrir. Diantara isi laporan itu adalah pengakuan dari direktur beberapa hotel yang mengitari Tahrir-lokasi yang ditempati oleh para sniper-. Berdasarkan pengakuan mereka, bahwa aparat keamanan yang melakukan itu bekerja di bawah perintah Kepala Intelijen Militer, yang saat itu dijabat oleh Abdulfatah As-Sisi. “Orang-orang inilah yang bertanggungjawab terhadap tewasnya para demonstran, terhitung sejak tanggal 25 Januari 2011 hingga saat saya diangkat menjadi presiden.” jelas Mursi.

Ia kemudian menambahkan, bahwa dokumen laporan itu telah diserahkan semua kepada Jaksa Agung di masa dirinya menjabat.

Mursi juga menjelaskan, bahwa Dewan Militer dulu bersama-sama dengan kami membangun negara dan saling memberikan informasi. Ia juga meluruskan, bahwa pada masa transisi, pihak Dewan Militer lah yang sangat antusias melakukan hubungan dengan Ikhwanul Muslimin, dan bukan sebaliknya. Dan mereka yang memerintah sekarang, adalah mereka yang melakukan eksekusi berdarah terhadap peristiwa di Muhammad Mahmud, Maespero, Port Said, karena mereka menginginkan merusak negeri ini.

Ketika ditanya Hakim, mengapa Mursi tidak langsung menangkap mereka yang dituduh bertanggungjawab terhadap pembunuhan para demonstran Tahrir. Mursi menjawab, ia sengaja tidak melakukan hal tersebut, dengan tujuan menjaga nama baik Lembaga Militer Mesir, karena dirina tidak mengingkan tersiar kabar bahwa lembaga tersebut dipimpin oleh para penjahat. Ia mengingkan kejahatan mereka terungkap secara alami melalui proses pengadilan.

Terkait siapa saja yang terlibat dalam peristiwa itu, ia mengaku, semua datanya sudah tertulis lengkap sesuai fakta. Hal ini yang membuat para petinggi militer cemas. “Bahkan hingga saat ini mereka masih ketakutan data itu akan terungkap,” lanjut Mursi.

Hakim menanyakan dimana dokumen laporan itu sekarang, apakah ada di tangan Jaksa Agung di masanya menjabat? Mursi menjawab, “Saya memilikinya, sama seperti yang dimiliki oleh Jaksa Agung.”

Mursi juga membantah dirinya disebut sebagai pengkhianat negara. “Mereka menyebut saya sebagai pengkhianat negara, ini tidak benar! Apakah Menteri Pertahanan berasal dari Ikhwan? Apakah Mendagri dari Ikhwan? Apakah menteri-menteri yang ada di kabinet paska kudeta adalah ikhwan? Apakah seluruh yang mendukung kudeta 3 Juli dan para pelakunya adalah Ikhwan?” tanya Mursi.

Dan ketika menjelaskan kondisi yang terjadi pada 3 Juli 2013 di hari ia dikudeta, Mursi menjelaskan, “Saya dikagetkan dengan keputusan pemecatan. Dan membekukan fungsi saya sebagai presiden yang sah di mata hukum. Keputusan itu dikeluarkan dari pertemuan yang dilakukan As-Sisi dengan partai-partai dan beberap tokoh lainnya, kendati mereka sebelumnya mengagendakan menyerahkan keputusan mereka kepada saya untuk mendapatkan pandangan.”

Terkait dimana setelah kudeta itu ia disembunyikan. Mursi mengatakan, “Saya ditahan didalam Gedung Garda Republik sejak 5 Juli untuk kemudian dipindahkan ke markas militer yang berada di Timur Alexandria.”

Ia kemudian kembali menceritakan, selama ditahan dirinya berada di bawah penjagaan 6 orang polisi Garda Republik. Terhitung sejak tanggal 5 Juli hingga 4 November 2013, tidak ada yang mengunjungi saya kecuali beberapa tokoh, yaitu Catherine Ashton, Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Alpha Oumar Konare, Ketua Utusan delegasi Uni Afrika, dan dua orang dari HAM, Muhammad Fayiq dan Nasher Amin. Terhadap kedua orang tersebut Mursi menolak menemuinya karena ia enggan membicarakan hak-hak pribadinya.

Mursi kemudian menjelaskan, bahwa saat ini tidak ada yang bisa mengklaim siapa yang memiliki andil dalam revolusi Januari lalu. Karena seluruh masyarakat kompak bersama-sama melawan diktator. “Saya juga kala itu bersama rakyat, bergerak melawan diktator. Namun yang terjadi adalah, Zionis Mesir dan Zionis Arab bekerjasama untuk menghancurkan negeri ini.” jelas Mursi. (msy/imo/dakwatuna) DVD MURATTAL
Share on Google Plus

About Unknown

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Post a Comment