Innalillahi Wa Inna Ilaihi Raajiun, Raja Arab Saudi Abdullah bin Abdulaziz Al Saud Meninggal Dunia
RAJA Arab Saudi Abdullah bin Abdulaziz Al Saud telah meninggal dunia pada usia 90 tahun, menurut laporan dari media-media Saudi.
Pengumuman kematian Raja Abdullah disampaikan oleh televisi pemerintah Jumat pagi hari ini (23/1/2015). Dan juga dilaporkan bahwa saudara tirinya, pangeran Salman (79 tahun) menggantikan posisinya sebagai raja, menurut laporan Press TV.
“Yang Mulia Salman bin Abdulaziz Al Saud dan semua anggota keluarga dan masyarakat Saudi meratapi penjaga dua masjid suci Raja Abdullah bin Abdulaziz, yang meninggal tepat pukul 01:00 pagi hari ini,” kata pengumuman di televisi.
Raja Abdullah dikabarkan meninggal di rumah sakit, di mana ia telah menerima perawatan medis selama beberapa minggu.
Upacara pemakaman Raja Abdullah dijadwalkan akan diselenggarakan pada hari Jumat sore.
Raja Abdullah, yang dirawat di King Abdulaziz Medical City di ibukota Riyadh pada akhir Desember lalu, telah menderita pneumonia dan dilaporkan bernapas dengan bantuan tabung.
Raja Abdullah sempat mengalami dua operasi pada bulan Oktober 2011 dan November 2012 karena berkurangnya ‘ligamen’ di punggung atas badannya. Dia juga beberapa kali diisukan meninggal dunia akibat sakit yang dideritanya.
Pangeran Salman sendiri menjadi putra mahkota pada bulan Juni 2012 setelah kematian Pangeran Nayef bin Abdul Aziz. Salman baru-baru ini mewakili Raja Abdullah untuk tampil acara-acara publik karena kondisi kesehatan raja yang tidak memungkinkan untuk hadir.
Pangeran Salman, Sosok Pengganti Raja Abdullah yang Dekat dengan AS
WAFATNYA raja Abdullah Arab Saudi Jumat hari ini secara otomatis mengangkat putera mahkota pangeran Salman bin Abdulaziz Al Saud menjadi penerus tahta kerajaan Al-Saud.
Pangeran Salman, 79 tahun, menjadi penerus ketiga Raja Abdullah setelah dua saudara laki-lakinya meninggal dunia dalam kurun waktu kurang dari dua tahun.
BBC dalam sebuah laporannya menyatakan bahwa Pangeran Salman bin Abdul Aziz al-Saud merupakan sosok pragmatis dan berpikiran lebih liberal dibanding mendiang dua saudaranya khususnya pangeran Nayef.
Mendiang Pangeran Nayef sendiri meninggal pada usia 78 tahun dipandang lebih konservatif dibanding Raja Abdullah dan secara pribadi memegang komitmen untuk mempertahankan tradisi keagamaan yang ketat.
Sedangkan pangeran Salman adalah putra ke-25 dari Abdul Aziz dan salah seorang dari tujuh saudara satu ibu satu ayah yang dikenal sebagai “Tujuh Sudairi”.
Mereka adalah putra dari ibu mereka yang berpengaruh, almarhum Hassa binti Ahmad al-Sudairi. Di antara anggota Tujuh Sudairi lainnya adalah mendiang Raja Fahd, Pangeran Sultan dan Nayef.
Menurut kabel diplomatik yang dirilis oleh WikiLeaks, 2007, Pangeran Salman menyarankan pendekatan hati-hati untuk reformasi sosial dan budaya. “Dia memiliki langkah-langkah strategis yang baik untuk mengubah perilaku konservatif (masih kuat memegang nilai-nilai Islaml) kepada modernisme”, kata Robert Jordan, Dubes Amerika Serikat di Riyadh 2001-2003.
Theodore Karasik, Direktur Institute Timur Dekat dan Analisis Militer di Teluk, sebuah lembaga penelitian yang berbasis di Dubai seperti dikutip oleh Bloomberg mengatakan bahwa Pangeran Salman memiliki hubungan yang sangat baik dengan Amerika Serikat dan kalangan militer Amerika Serikat. Sejak menjadi menteri pertahanan, ia sudah bertemu dengan sejumlah pejabat politik dan militer AS. Pangeran Salman sangat membantu menjaga hubungan Amerika Serikat-Saudi militer”, ungkap Karasik.
Pangeran Salman bin Abdul Aziz al-Saud saat ini menjabat sebagai menteri pertahanan dan telah menjadi gubernur Riyadh selama puluhan tahun.[fq/islampos]
0 komentar:
Post a Comment