PERSETERUAN AKP VERSUS GULLENIS


Oleh : Ahmad Dzakirin

Friksi terbuka antara AKP dengan Gullenis atau lebih suka disebut gerakan Hizmet sama sekali tidak menguntungkan kepentingan Turki maupun umat Islam. Para pihak yang tidak menyukai kebangkitan dan independensi Turki pasti memanfaatkan instabilitas politik ini demi mencegah gagasan orde politik internasional lebih adil dan bermartabat yang diprakarsai Turki. Bagi mereka, Banana Republic Turki di masa lalu yang tunduk kepada kepentingan asing lebih disukai.

Dalam konteks makro, tidak diperkenankan bangkit sebuah negara Muslim yang memiliki kebanggaan, yang berhidmat kepada kepentingan nasional (national interest) dan menolak tunduk dengan kepentingan asing.

Maka dapat dipahami, jika PM Erdogan berteriak ada kepentingan asing yang bermain dalam instabilitas politik domestik dengan memanfaatkan elemen-elemen lokal. Erdogan tidak sungkan menyebut ada pertemuan Duta Besar AS dan Duta Besar Uni Eropa pada hari skandal korupsi yang mengguncang politik Turki dengan codename “The Empire Has Fallen”. Bagaimanapun tidak dapat diingkari, AKP dan Erdogan telah lama menjadi target para pengambil kebijakan dan pelobi Yahudi di Washington karena sangkaan mereka Turki telah bergeser dari posisi sebagai sekutu tradisional Barat, menjalankan agenda creeping Islamism, berkecenderungan anti Israel dan sangat menampakkan elemen independensi dalam politik luar negeri. Media AS memainkan peran penting dalam konstruksi persepsi ancaman kepemimpinan Erdogan sejak aksi protes Gezi.

Namun tidak adil jika tidak menyebut ada elemen-elemen koruptif dan gejala otoritarianisme dalam tubuh AKP sehingga menjadi pada akhirnya menjadi sitting duck bagi kekuatan-kekuatan pembenci politik Islam. Meski demikian, saya 100% mempercayai, gerakan Islam memiliki elan dalam self amending. AKP pernah melakukannya ketika dihukum publik di 2008 dengan merosot perolehan partai ini dalam pemilu lokal. Pada dasarnya, kontestasi demokrasi selalu bertumpu kepada persepsi dan performan kekuatan politik.

Hanya saja, eksploitasi skandal korupsi terbaru beraroma kuat konspirasi politik. Target isu ini tidak lagi pembersihan elemen-elemen koruptif dalam tubuh pemerintahan Erdogan, namun lebih dari itu, Erdogan dan AKP sendiri. Beredar dokumen perintah penyidikan jaksa atas putra Erdogan, Bilal atas tuduhan terlibat dalam skandal korupsi.
Uniknya isu korupsi ini tidak berkaitan langsung dengan penggangsiran uang negara, namun deal bisnis antara pihak Turki dan Iran melalui barter minyak dan gas. Sanksi Barat menjadikan Iran kesulitan bisnis namun pada saat bersamaan Turki membutuhkan pasokan gas Iran yang berlimpah.

Kini, kelompok Gullen atau gerakan Hizmet, pecahan gerakan Nurcus yang memiliki jaringan di 150 negara, termasuk Indonesia dan dikendalikan dari Pensylvania, Amerika ini dituduh sebagai elemen domestik berada dibalik kemelut politik ini. Sejak lama, Kelompok Gullenis ditengarai menguasai birokrasi peradilan dan intelejen kepolisian dan mencapai puncak kemasan seiring naiknya AKP.

Keduanya pada awalnya adalah sekutu politik yang sukses menggulingkan dominasi militer dan kelompok sekuler ekstrim. Namun dalam perjalanannya, kedua kelompok ini pecah kongsi karena berbeda haluan politik. Dan lebih dari itu, eksistensi Gullenis kini menjadi iritasi dan bahkan ancaman buat AKP sendiri. Jejaring rahasia orde sufi ini berubah menjadi deep state dan shadow government. DVD MURATTAL
Share on Google Plus

About MUSLIMINA

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Post a Comment