Gelombang Baru Dakwah Islam (ketika budaya kritik dan nasihat menasihati mulai berkembang)
By: Junaedi putra
apakah ada diantara kalian yang mengamati pola hubungan antar harokah dan internal harokah?
jika kita membaca secara umum, maka kita akan dapatkan bahwa ketika sebuah jama'ah dakwah dimasuki ide-ide sepilis oleh orang orang yang sesat atau minimal jahil thd syari'at, maka Allah hadirkan ditengah2 mereka orang yang tegas membela kebenaran tak perduli siapapun yang menentangnya.
di tubuh NU, belakangan dibentuklah forum kiyai muda Jatim yang sangat berani bahkan mengkritik pemikiran Gusdur, menantang debat ulil, bahkan ketua PBNU said agil siraj pun diajak duduk bersama dan tabayun untuk mengklarifikasi pemikirannya yang dinilai menyimpang.
di tubuh Muhammadiyah pun tak kalah heboh, ketika majalah suara muhammadiyah disusupi ide liberal, maka majalah milik muhammadiyah yang lain (bernama Tabligh) angkat bicara dan mengkritik rekan seperjuangannya sendiri.
di PKS, ketika sebagian kecil ustadznya sudah berlebihan dalam menggunakan harta untuk kemewahan, dan ketika ada yang mengucapkan selamat natal, dll maka muncullah para ustadz yang kritis mengoreksi kekelirusn tersebut.
Alhamdulillah ya Allah berkahilah mereka yang terus memperbaiki diri, dan terus berlari menujuMu
semua dilakukan secara terbuka karena memang kekeliruan itu pun dilakukan secara terbuka.
sangat berbeda dengan HTI. sampai detik ini tak pernah saya dengar satupun syabab HTI mengoreksi kekeliruan pemimpinnya, separah apapun itu. yang ada adalah memaksakan dalil agar seolah tepat dengan doktrin mereka. jika pun ada yang melakukan kritik, maka yang terjadi adalah dikeluarkan dari HTI lalu di muqoto'ah,dll.
saya pernah bertanya kenapa demikian. ada salahs atu ustadznya yang mengatakan bahwa "kami pun melakukan kritik, namun hanya internal tidak disebarkan keluar"
saya bingung, kekeliruan yang sudah terlanjur diikuti oleh banyak orang kok kritiknya malah sembunyi2?
contoh ketika syamsudin ramadhan (salahs atu ulama HTI) yang mengeluarkan fatwa BOLEHNYA MELIHAT GAMBAR PORNO, sampai sekarang setahu saya tak ada satupun syabab HTI yang pernah mengkritik beliau.
contoh lain, ketika sidiq al jawi mengeluarkan fatwa BOLEHNYA MEROKOK, maka para syabab HTI pun berlomba-lomba membela dan mencari dalih untuk membelanya.
contoh lain, dalam kitab karangan pendiri HTI sendiri dengan jelas mendepak salah satu sahabat Rasul dari jajaran sahabat, bahkan menghinanya dengan sangat keji. apa yang mereka lakukan? mereka sama sekali tidak mengkritiknya, mereka hanya menghapusnya dari kitab terjemahan di edisi selanjutnya.
apakah itu menyelesaikan masalah.
jika mereka mengaku sudah mengkritik, lantas kenapa tidak disebarluaskan? bukankah kerusakan yang disebabkan sudah tersebar luas?
paling tidak hal ini memberikan pelajaran bagi kita bahwa ada harokah yang siap di kritik, dan ada yang tidak siap.
dan ini sekaligus menunjukkan kedewasaan dalam berorganisasi.
sekaligus menunjukkan apa yang sebenarnya diperjuangkan oleh harokah tersebut.
walaupun sampai berbusa mengklaim "kamilah pejuang syari'ah kamilah pejuang khilafah" namunjika pada kenyataannya yg diperjuangkan adalah doktrin kelompoknya dan amirnya sebagai calon kholifah, maka ummatpun tidak terlalu bodoh untuk sekadar "membaca" apa yang sebenarnya terjadi.
Tidak tepat uraian di atas saya kira... Itu saya kira penilaian yang subyektif. Setiap gerakan memiliki kode etik tersendiri dalam melakukan ishlah.
ReplyDeleteJadi tujuan postingan ini apa yaa? menghujat gerakan lain? Maasya Allaah ... kalo gitu muslimina cuma blog adudomba dong??
ReplyDelete