Presiden Amerika, Barack Obama telah mengirim surat kepada presiden Mesir sementara, Adly Mansour, menegaskan dalam sebuah pernyataannya bahwa Washington akan memberikan "kesempatan kedua" untuk menempatkan masa transisi pasca kudeta militer Mesir baru-baru ini untuk kembali ke jalurnya.
Menurut pernyataan yang dikeluarkan oleh presiden Mesir pada Sabtu, (27/7) Obama mengatakan dalam suratnya bahwa Amerika Serikat akan tetap menjadi 'mitra yang kuat' bagi rakyat Mesir saat mereka membentuk jalur negara mereka menuju masa depan.
Pernyataan tersebut keluar atas bentrokan yang terjadi Jumat (26/7), antara pendukung Presiden terguling Muhammad Mursi dan militer Mesir tersebut yang telah mengakibatkan ratusan orang tewas di Kairo.
Obama juga mengatakan berharap bahwa transisi tersebut "merupakan kesempatan untuk membangun suatu sistem politik sipil yang ditandai dengan demokrasi, transparansi, toleransi, tanpa pengecualian, dan menghormati hak-hak rakyat Mesir."
Menurut Pengamat Amerika bahwa posisi AS terhadap perkembangan di Mesir telah "disembunyikan" sejak tergulingnya presiden Mesir terpilih secara sah, Muhammad Mursi pada awal bulan ini.
Pada Jumat (26/7), AS memutuskan untuk tidak mengatakan penggulingan presiden Mesir terpilih secara demokrastis, Muhammad Mursi itu bukan sebuah kudeta militer, sebuah langkah yang memungkinkan bantuan Amerika dengan dana senilai 1,5 miliar dolar tetap mengalir untuk melanjutkan pengaruhnya di Mesir.
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Jennifer Psaki mengatakan, hal itu dalam rangka kebijakan AS untuk terus memberikan bantuan ke Mesir, Seperti dilaporkan PressTV yang dipantau Mi'raj News Agency (MINA).
"Kepentingan keamanan nasional kami mempengaruhi kebijakan yang berkaitan erat untuk membantu Mesir," tegas Psaki. "Kami meninjau kewajiban hukum, dan kami bertekad tidak perlu untuk membuat penentuan satu jalan atau yang lainnya," tambahnya. (mina)
0 komentar:
Post a Comment