Jakarta – Akun twitter Hindu-Indonesia atau @infoHINDU memuat cuitan kontroversial terkait genosida Rohingya di Myanmar. Pemilik akun menyebut bahwa Rohingya adalah etnis Islam Bengali yang tidak memiliki kewarganegaraan di Rakhine State.
“#Rohingya adalah etnis islam Bengali yang tidak memiliki kewarganegaraan karena menjadi imigran gelap di #RakhineState,” tulisnya pada Senin (04/09).
Cuitan itu pun sontak memicu kemarahan para netizen. Banyak dari mereka yang tidak sepakat jika warga Rohingya disebut sebagai imigran gelap yang tidak memiliki kewarganegaraan.
Salah satunya pemilik akun @andfadel yang meminta agar admin @infoHINDU membaca sejarah terlebih dahulu. Menurutnya sebelum ada negara Myanmar Arakan sudah ada duluan.
“eh mimin baca sejarah yang benar!! Sebelum ada negara myanmar, Arakan sudah ada duluan,” ujarnya.
Selain itu, pemilik akun bernama Anne Zafalas juga menjelaskan bahwa etnis Islam Bengali itu yang pernah bantu Raja Arakan untuk merebut kembali kerajaannya.
“etnis Islam Bengali itu yang pernah bantu Raja Arakan dari merebut kerajaannya kembali dari kerjaan ava/birma, bukan imigran cumi!!!” tulisnya.
Komentar sindiran juga diungkapkan pemilik akun @kebogiras. Dia menulis, “Jadi yg tidak memiliki kewarganegaraan dan tinggal di suatu negri boleh dibantai, gitu dus.”
Twitter Hindu-Indonesia juga melarang Indonesia agar tidak membantu warga Rohingya yang saat ini sedang mengalami pembantaian.
“Yth @Portal_Kemlu_RI Harapan saya Indonesia tidak mendukung teroris Bengali @ARSA_Official mengancam kemanusian di #RakhineState,”ujarnya.
Cuitan itupun dibalas balik oleh Widhilestari, dia menjelaskan bahwa ARSA itu ada karena etnis Rohingnya terus diserang.
“ARSA itu ada karena Rohingnya terus diserang, kekejaman membuat perlawanan. Tolong dibaca lg semua informasinya,” ujarnya.
Kiblat
0 komentar:
Post a Comment