Jejak Pembantaian Sebelum Warga Aleppo Pergi
Sebelum tercapai kesepakatan Turki-Rusia soal evakuasi Aleppo timur, nasib yang dialami warga sipil di sana telah memicu kemarahan global.
Puluhan ribu warga telah mencoba untuk mengungsi sejak tentara Assad mulai menginvasi distrik-distrik mereka.
PBB bahkan mendapat laporan mengenai pembunuhan warga sipil saat mencoba melarikan diri.
"Laporan menyatakan, orang-orang dibunuh dalam perjalanan mereka untuk mengungsi. Beberapa bahkan ditembak di rumahnya. Kasus seperti ini bisa saja masih banyak lagi", ujar juru bicara PBB Rupert Colville.
"Di sana telah berubah, dari hanya pengepungan menjadi pembantaian", kata Duta Besar Inggris untuk PBB Matthew Rycroft.
"Aleppo akan menjadi salah satu peristiwa sejarah dunia yang menggambarkan kejahatan modern, yang menodai hati nurani kita, seperti kasus Halabja, Rwanda, Srebrenica dan sekarang, Aleppo", kata Duta Besar AS Samantha Power.
Militer rezim Assad menyangkal adanya pembunuhan dan penyiksaan terhadap tawanan.
Uniknya Rusia pada Selasa kemarin justru menyalahkan oposisi dengan tuduhan telah "menyandera 100.000 warga untuk dijadikan sebagai tameng hidup".
Rasa takut memang menghantui di jalan-jalan kota itu. Warga terlihat berjalan susah payah diantara mayat-mayat sebelum mencapai tempat lain.
Beberapa pasrah tinggal di rumahnya dan menunggu kedatangan tentara pro Assad.
Bagi mereka, banyak teror yang harus dihadapi: Penangkapan, eksekusi, dan serangan udara+altileri.
"Warga mengatakan pasukan militer (Assad) memiliki daftar keluarga pejuang dan menanyai apakah mereka 'memiliki anak dengan seorang teroris'. Mereka hanya bisa pergi lalu ditembak, atau menetap dan akhirnya meninggal juga", kata Abu Malek al-Shamali.
Ratusan laki-laki hilang, sementara 79 orang dilaporkan dieksekusi di tempat oleh pasukan Damaskus atau milisi Syi'ah.
Episode mengerikan terjadi beberapa hari lalu saat pasukan rezim terus menggempur.
Orang-orang tak tahu lagi harus kemana.
100 anak terpaksa berlindung di dalam sebuah bangunan, sedangkan langit Aleppo dipenuhi raungan jet tempur yang tak habis menjatuhkan bom. (Reuters/rslh)
0 komentar:
Post a Comment