Denny JA: Ini Berita Buruk untuk Ahok dan Timnya
Lembaga Survei Indonesia (LSI) merilis hasil survei pemilihan gubernur DKI Jakarta 2017. Dari survei yang dilakukan 3 hingga 6 Desember 2016, sebanyak 60,3 persen responden menginginkan adanya gubernur baru untuk DKI Jakarta.
"Ini berita yang buruk untuk Ahok dan timnya," ujar Denny JA dalam tulisan di laman Facebook-nya, Rabu (14/12).
Denny memaparkan, opini pemilih Jakarta pada Desember 2016 seperti direkam melalui survei LSI menyatakan sekitar 60,3 persen publik Jakarta ingin gubernur baru.
Jika sentimen ingin gubernur baru ini tak kunjung turun, kata ia, Ahok potensial kalah dalam pilkada Jakarta, jika tidak di putaran pertama, atau di putaran kedua.
Menurut Denny, untuk menang Ahok butuh dukungan mayoritas pemilih Jakarta. Namun mayoritas pemilih Jakarta menjawab, "Kami ingin gubernur baru".
Ini merupakan survei terbaru Lingkaran Survei Indonesia (LSI Denny JA) yang digelar pada 1-6 Desember 2016 di Jakarta.
Survei dilakukan secara tatap muka terhadap 440 responden. Responden dipilih dengan menggunakan metode multistage random sampling. Margin of Error survei ini plus minus 4.8%.
Survei ini dibiayai dengan dana sendiri, dan dilengkapi pula dengan kualitatif riset (FDG/focus group discussion, media analisis, dan indepth interview).
Denny mengungkapkan, sudah lima kali LSI melakukan survei pilkada DKI, sejak Maret, Juli, Oktober, November dan Desember 2016.
Dalam setiap survei itu, selalu diselipkan pertanyaan yang sama: ibu dan bapak jika pilkada hari ini, apakah ingin gubernur baru atau tetap ingin gubernur lama, atau tak tahu?
Sentimen ingin gubernur baru, meningkat dari waktu ke waktu. Pada November 2016, mereka yang ingin gubernur baru sebesar 52,6 persen. Pada Oktober 2016, mereka yang ingin DKI Jakarta punya gubernur baru sebesar 48,6 persen. Pada Juli dan Maret yang inginkan gubernur baru masih minoritas yakni sebesar 31,5 persen (Juli 2016) dan 24,7 persen (Maret 2016).
Kini sentimen ingin gubernur baru di bulan Desember 2016 angkanya meningkat menjadi 6o,3 persen, berselisih sekitar 36, 6 persen dibanding Maret 2016. (rol)
0 komentar:
Post a Comment