Bila anda ingin menjadi wasit yang mendamaikan dua kelompok muslim yang bertikai, jadilah wasit yang adil. Dan bila anda tidak bisa berbuat adil maka sesungguhnya anda tidak diperlukan dalam perseteruan ini. Sesungguhnya mendamaikan itu ada adab dan syaratnya.
Bila anda terus mengkritik kepada mereka yang dirampas legitimasinya " kenapakah engkau tidak bisa seperti Sayyidina Hasan r.a yang mengikhlaskan kekuasaannya ? " Tetapi anda diam seribu bahasa kepada As Sisi dan kelompok pemberontak dan tidak berkata " kenapa engkau tidak mengembalikan hak yang telah engkau rampas dari mereka ? Bukankah itu awal mula perseteruan ini ? " Maka sesungguhnya anda adalah wasit yang zalim. Diam lebih baik bagi anda bila tidak bisa berlaku adil.
Mendamaikan harus memenuhi dua syarat, meminta keikhlasan pihak yang terzalimi atau meminta pihak yang menzalimi mengembalikan hak yang terzalimi. Tetapi bila si penzalim tidak mau mengembalikan hak yang telah dirampasnya, maka hak yang terzalimi untuk tetap menuntut atau mengikhlaskannya. Tidak layak anda terus-menerus memaksa orang untuk merelakan sesuatu sebab itu bukan kewajibannya. Dan lebih pantas lidah anda yang tajam itu ditujukan kepada si perampas sebab menjadi kewajibannya mengembalikan yang bukan haknya.
Di mana akal anda, anda terus menerus menyalahkan orang yang dirampas haknya tetapi anda bisu terhadap perampas ? Wasit seperti apa anda ? Sesungguhnya bagi yang dirampas haknya ada keutamaan yang tinggi bila dia merelakannya tetapi bila dia tetap menuntut haknya maka itu adalah jihad bagi dia. Tajamkanlah lidah anda di hadapan As Sisi bila anda berani, lalu hibur dan nasihatilah saudaramu yang telah direnggut haknya dengan lembut karena bila engkau ingin menjadi penasihat yang baik. Tapi bila adan justru diam seribu bahasa pada penjahat, lalu lidah anda keras mengkritik dan mencaci maki saudara anda yang ingin mengambil haknya dengan alasan nasihat maka anda adalah seburuk-buruk pemberi nasihat, bahkan anda adalah penasihat yang jahat.
14Suka · · Bagikan
- Blogger Comment
- Facebook Comment
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
0 komentar:
Post a Comment