Krisis Politik di Tunis; Akankah Seperti Mesir?
HARI-hari ini, ribuan orang berunjuk rasa di halaman kantor parlemen Tunis. Dari 217 orang anggota parlemen, hingga Selasa sore (30/7/2013) kemarin, 71 di antaranya dari kalangan oposisi dan sekuler, resmi mundur.
Bersama para demonstran, ke-71 orang ini menyuarakan pembubaran parlemen dan pelengseran pemerintahan Islam yang dikomandoi oleh partai Nahdhah.
Sebagian mulai mengaitkan insiden di Tunis ini ke Mesir. Namun, ada beberapa hal yang membedakan antara Tunis dan Mesir. “Pertama, netralitas militer yang tetap terjaga di Tunis, mereka tidak ikut campur, apalagi menjadi pemain utama seperti yag terjadi di Mesir,” ujar Dede Arif Permana, seorang mahasiswa Indonesia yang sedang belajar di Tunis. “Kedua, intervensi asing terhadap Tunis, tidak sekuat seperti halnya terhadap Mesir. Maklum, Tunis hanya negeri kecil dan tidak punya apa-ap”. Sedangkan Mesir adalah negara besar dan pemegang peran strategis.”
Ketiga, masih menurut Dede, sikap masyarakat kota Tunis yang lebih individual dan relatif tidak mudah diprovokasi. Menurut Dede, demo-demo di Tunis biasanya terjadi escara temporer, jarang memakan korban. “Dalam sejarah revolusi Arab, Tunis adalah negeri revolusi dengan korban jiwa paling sdikit,” demikian Dede. [sa/islampos]
0 komentar:
Post a Comment