By: Nandang Burhanudin
*****
Saya tidak dalam kapasitas menyama-nyamakan keadaan di Mesir, dengan era dakwah pertama baginda Rasul. Bertahun-tahun di Mekkah, para pengikut baginda dihadapkan pada tindakan represif-penghinaan-pengucilan-hingga pembunuhan. Namun, segala tindakan kafir Quraisy bukan melemahkan, malah semakin mamantapkan semangat jiwa-jiwa pejuang untuk menemui syahid.
Perencanaan berganti ke perancanaan berikut. Plan A ke plan B. Hingga suatu ketika kafir QUraisy sepakat berkumpul Darun Nadwah, semacam parlemen milik Quraisy. Dalam banyak buku Sirah disebutkan, saat hendak bersindang, ada seorang kakek yang tidak terdeteksi dari mana asal muasalnya. Namun si kakek itu menyarankan, untuk mengumpulkan anak-anak muda dari semua puak Quraisy, kemudian bersama-sama membunuh baginda Nabi saw.
Kini, saat demonstran proMoursi yang digalang Ikhwanul Muslimin semakin solid dan tidak tergoyahkan walau sudah dilakukan pelbagai strategi, mulai: propaganda anti IM, penguasaan media massa, hingga pembantaian, justru jumlah demonstran makin hari makin berlimpah ruah. Oleh karena itu, As-Sisi yang didukung para pengusaha hitam dan penguasa Fir'aun mencoba langkah-langkah yang dahulu dilakukan kafir Quraisy kepada baginda Nabi. Langkah strategi itu adalah:
1. Menangkapi tokoh-tokoh sentral proMoursi.
Sudah 600 tokoh IM berada di penjara, namun mereka rata-rata adalah kader di ring II dan III. Kecuali Khairat Syatir, kader IM yang sudah menghuni hotel prodeo adalah kader-kader militan yang menjalankan tugas sesuai yang diinstruksikan jamaah IM.
Maka wacana penangkapan seluruh jajaran IM, menjadi salah satu usulan. Termasuk salah satunya adalah: menghabisi Moursi dengan serum Israel, untuk kemudian diberitakan Moursi terkena serangan jantung.
2. Menghentikan suplai logistik kepada demonstran.
3.5 juta demonstran, nyaris meninggalkan pekerjaan dan perniagaan. Jumlah sebanyak itu, tentu membutuhkan logistik yang tidak sedikit. Di sini kita lihat konsep takaful di kalangan Ikhwan benar-benar berjalan. Hampir 1 bulan penuh berdemo, namun logistik tidak pernah berkurang.
Maka think-tank kudeta berpikir untuk menghentikan suplai logistik, mulai dari hulu hingga hilir. Persis seperti yang dilakukan kafir Quraisy saat menyetop suplai logistik kepada baginda dan kaum muslimin di Syu'ab Abu Thalib selama lebih kurang 3 tahun.
3. Mengisolir moda transportasi dari dan ke tempat demonstran.
Hal ini sangat sulit dilakukan, namun bukan mustahil. Kesulitannya nampak dari titik-titik demonstran yang berada di 34 titik konsentrasi massa. Berapa puluh ribu tentara yang dioperasikan, jika harus mengisolir medan demonstrasi yang demikian luas. Jika 500 ribu tentara Mesir dikerahkan, bagaimana dengan demonstran di daerah-daerah selain Kairo?
Kini, As-Sisi dan AS sebagai otak di balik kudeta yang didukung donatur Teluk, mulai merasakan sengatan "gerakan damai" Ikhwanul Muslimin dan pendukung Moursi. Boleh jadi 2 hari ke depan, jumlah yang dibantai semakin banyak. Malah di salah satu akun twitter pelaku teror mengatakan, akan ada 300 orang yang dibantai. Namun, mereka akan dihadapkan pada perlawanan rakyat yang semakin hari semakin berlipat semangatnya.
Kita tunggu, siapa yang akan gigit jari? Kita tunggu, Kristen Koptik akan kembali "bersimpuh" meminta perlindungan dari anak cucu Amru bin Ash. Allaahumma qad ballaghtu. Fasyhad!
0 komentar:
Post a Comment