Organisasi kemanusiaan internasional berbasis di Turki, Insani Hak ve Hurriyetleri Insani Yardim Vakfi atau yang dikenal dengan IHH mengecam tindakan militer Mesir yang melakukan pembantaian terhadap wrga sipil Mesir.
IHH menyatakan, militer Mesir di bawah Jendral As-Sisi telah melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan, melanggar norma hukum dan kebebasan hak asasi manusia seperti tertuang dalam Perjanjian Internasional.
“Hak asasi manusia, budaya, dan hasil pemilihan umum yang sah di Mesir secara gegabah telah dilanggar militer Mesir,” kata Presiden IHH, F.Bülent Yildirim, dalam rilis yang diterima Kantor Berita Islam MINA (Mi'raj News Agency), Ahad malam (28/7).
Pernyataan itu disampaikan menyusul serangan berdarah militer Mesir pada Sabyi (26/7) terhadap warga Mesir yang melakukan aksi protes damai menentang kudeta Militer atas penggulingan presiden terpilih, Muhammad Mursi pada Rabu lalu (3/7).
Media-media lokal melaporkan, setidaknya 200 warga tewas, sementara lebih dari 4.500 lainnya terluka dalam serangan yang dilakukan sejak Jumat (26/7) terhadap para pendukung Mursi.
Warga menyebutkan, kebanyakan warga yang tewas tertembak di bagian kepala, menunjukkan tembakan sewenang-wenang pihak militer terhadap warganya sendiri yang seharusnya dilindungi.
Sementara perawatan medis terhadap korban luka-luka terus dillakukan, di tengah kekhawatiran bertambahnya jumlah korban setiap jamnya, ujar Presiden IHH.
Beberapa hari lalu, Jenderal Abdul Fattah As-Sisi dalam sebuah pidatonya memperingatkan warga Mesir untuk menempatkan militer bersenjata mereka di antara para pendemo guna menghalau para demonstran, yang mereka sebut dengan aksi terorisme.
Pidato tersebut menurut ulama terkemuka dunia Syeikh Yusuf Al-Qaradhawi merupakan hasutan untuk terjadinya bentrok fisik antara militer dengan warga sipil.
Sebelumnya, IHH mengirimkan delegasi yang terdiri dari Pengacara Gulden Sonmez (Ketua Komisi HAM dan Hukum IHH), Hakan Albayrak (Penulis dan anggota Dewan Pembina IHH), Izzet Sahin (Anggota Dewan Eksekutif IHH urusan Komunikasi Internasional dan Diplomasi Kemanusiaan), Umit Sonmez (Koordinator Komunikasi IHH) dan Jurnalis Nevzat Cicek untuk mengunjungi Mesir dan melakukan pengamatan serta wawancara secara langsung beberapa pihak mengenai situasi Mesir sebenarnya.
Dalam hasil kunjungan selama empat hari (10-14 Juli 2013) tersebut, IHH merilis sebuah laporan yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi perkembangan di Mesir dalam hal HAM dan situasi kemanusiaan setelah kudeta militer 3 Juli 2013.
IHH juga telah melakukan rapat internal, mendiskusikan situasi di Mesir. Dari data-data dan informasi yang di peroleh, maka IHH menyimpulkan perlu adanya peran organisasi kemanusiaan internasional untuk menolong para korban di Mesir.
IHH menyerukan kepada pemerintah Mesir yang baru agar membuka akses masuk bagi lembaga kemanusiaan internasional untuk dapat menjalankan misi kemanusiaan di Mesir.
Hentikan Pembantaian
Sejak Jum’at (26/7) warga melakukan aksi protes seperti biasa dibeberapa area di Kairo. Namun menjelang Sabtu sore (27/7) angkatan bersenjata militer yang mulai memenuhi jalan sejak pagi menyerang warga demonstran dengan tembakan dan gas air mata.
Jutaan warga sipil berkumpul di alun-alun Rabia Al-Adawiyya diserang pada pintu masuk alun-alun oleh pasukan keamanan Mesir termasuk penggunaan amunisi berbahaya.
Selama serangan itu terjadi IHH menemukan bukti upaya penembakan secara diskriminasi dengan maksud pembunuhan yang dilakukan militer Mesir.
Di sisi lain, IHH melaporkan bahwa pada demonstran pro Mursi di Alexandria juga setidaknya 11 warga sipil telah kehilangan nyawa mereka. Sekelompok warga sipil, termasuk perempuan dan anak-anak yang melarikan diri dari serangan tengah berlindung di Masjid Al Kaid Ebrahim.
Kelompok "Baltageya" yaitu geng-geng kriminal yang ikut memainkan peran dalam peristiwa di Mesir mengepung warga di kompleks masjid tersebut.
Selama rezim Mubarak, geng "Baltageya" tersebut paling banyak digunakan oleh Departemen Dalam Negeri Mesir untuk melawan para penentangnya.
Selain itu, dilaporkan pula bahwa komando militer menargetkan sejumlah besar warga sipil dari kalangan anak-anak, orang tua, dan orang cacat yang berkumpul di alun-alun di wilayah-wilayah Mesir termasuk alun-alun Rabia Al-Adawiyya.
IHH menyerukan seluruh elemen masyarakat internasional baik Pemerintah, Lembaga Swadaya Masyarakat, tokoh agama, serta setiap manusia yang memiliki hati nurani sebagai anggota keluarga umat manusia dan masyarakat dunia untuk segera mengambil tindakan menghentikan pembantaian di Mesir serta mencegah operasi militer terhadap demonstran yang sedang melakukan aksi unjuk rasa secara damai di seluruh kawasan Mesir. (mina).
- Blogger Comment
- Facebook Comment
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
0 komentar:
Post a Comment