Syaikh Qaradhawi Sebut Pemimpin ISIS, Abu Bakar Al-Baghdadi, Anggota Ikhwanul Muslimin?
Doha. Saat ini sedang beredar luas sebuah rekaman video berisi pernyataan Syaikh Yusuf Qaradhawi tentang pemimpin organisasi Negara Islam di Irak dan Syam (ISIS), Abu Bakar Al-Baghdadi.
Banyak situs berita di Timur Tengah mengangkat rekaman video itu, dan menyebutnya sebagai sebuah pengakuan dari Syaikh Qaradhawi bahwa pemimpin ISIS, Abu Bakar Al-Baghdadi, adalah anggota Ikhwanul Muslimin.
Pemberitaan yang menyudutkan Ikhwanul Muslimin ini sudah sering dilakukan media-media Mesir pendukung kudeta militer. Tujuannya adalah melekatkan terorisme kepada Ikhwanul Muslimin, sehingga penetapan Ikhwanul Muslimin sebagai organisasi teroris oleh penguasa kudeta benar adanya.
Di antara media yang mengunggah video rekaman itu adalah Dream TV Egypt, yang mengunggahnya pada hari Senin (13/10/2014) kemarin.
Dalam rekaman berdurasi 1.59 menit itu ternyata tidak ada pernyataan jelas dari Syaikh Qaradhawi bahwa Al-Baghdadi adalah anggota Ikhwanul Muslimin. Syaikh Qaradhawi bahkan menerangkan bahwa kelompok-kelompok ekstrem dalam tubuh umat Islam itu muncul karena rusaknya kondisi umat dan kezhaliman penguasa.
“Karena itulah muncul kelompok seperti Al-Qaidah, Ben Laden, Zhawahiri, termasuk juga ISIS. ISIS mempunyai arti negara Islam di Irak dan Syam. Pemimpinnya adalah Abu Bakar Al-Baghdadi. Mereka mengatakan bahwa Al-Baghdadi ini dulunya adalah anggota Ikhwanul Muslimin. Awalnya di adalah anggota Ikhwanul Muslimin, tapi dia agak ambisius untuk menjadi pemimpin,” demikian Syaikh Qaradhawi menjelaskan.
Dalam penyataan di atas, Syaikh Qaradhawi tidak mengatakan bahwa Al-Baghdadi adalah anggota Ikhwanul Muslimin. Beliau hanya mengatakan adanya orang yang mengatakan demikian. Tidak dijelaskan siapakah orang tersebut.
Menurut Syaikh Qaradhawi, mereka mengatakan bahwa Al-Baghdadi awalnya adalah anggota Ikhwanul Muslimin. Artinya, Al-Baghdadi telah keluar dari Ikhwanul Muslimin dan bergabung dengan kelompok yang dikatakan Syaikh Qaradhawi sebagai ekstrem.
Syaikh Qaradhawi melanjutkan, “Setelah dipenjara beberapa tahun, Al-Baghdadi keluar dan bergabung dengan kelompok ekstrem. Banyak juga anak-anak muda yang bergabung. Dari Qatar dan beberapa negara Arab. Mereka bilang sedang berperang di jalan Allah Taala, memerangi orang-orang kafir. Mereka mengkafirkan kita, dan membunuh ahlu dzimmah (pemeluk Yahudi dan Nasrani yang berada di negara Islam), karena mereka layak untuk dibunuh.”
Syaikh Qaradhawi juga mengkritik sikap kelompok-kelompok ekstrem tersebut. “Kita harus melawan sikap ekstrem ini. Karena sikap ini hanya akan merugikan umat Islam. Kalau mereka mengatakan bahwa tujuan mereka adalah untuk mendirikan khilafah, maka sebenarnya khilafah itu didirikan tidak dengan cara seperti ini. Khilafah itu didirikan dengan bersatunya negara-negara Islam yang menerapkan syariat Islam. Negara-negara itu memang ingin bersatu.” (msa/dakwatuna)
0 komentar:
Post a Comment