Mengalahkan Kudeta dengan Cinta
By: Nandang Burhanudin
*****
(1)
Gagal dikudeta. Musuh-musuh Erdogan kini bersiap menyerang dengan mengangkat isu penangkapan dan penerapan hukuman mati terhadap anasir kudeta militer.
(2)
Sebuah bentuk kemunafikan Barat, yang tidak rela pengaruh Turki menyebar ke seluruh dunia dengan kesuksesan Islamisasi demokrasinya. Wajar, bila demokrasi menjadi HARAM di Turki.
(3)
Barat pura-pura lupa, apa yang terjadi jika kudeta terhadap Presiden Erdogan sukses 100 %. Periksa sejarah kudeta di Turki tahun 1960, 1971, dan 1980.
(4)
Di kudeta tahun 1980, Fathullah Gulen memberi kesaksian; "Setelah kudeta militer September 1980, rejim memberlakukan saya layaknya seorang kriminal selama bertahun-tahun. Kami diserang, kawan-kawan kami dikejar. Kami jadi terbiasa hidup di bawah pengintaian permanen", kata Gulen kepada harian Turki, Zaman.
(5)
Pada tahun itu. Jenderal Kan'an Evrin, menangkap 650.000, menghukum 230.000, menggantung ratusan, menyiksa puluhan ribu, 30.000 Turki lari ke luar negeri, belum rakyat yang hilang.
(6)
Kini. Jika Presiden melakukan penangkapan besar-besaran terhadap anasir pelaku kudeta, sungguh sangat wajar. Terlebih dirinya sudah benar-benar diancam bunuh dan dilenyapkan. Islam menyebutnya dengan Bughat.
(7)
Sedangkan militer yang mengkudeta Adnan Menderes, Sulaiman Demirel, Necmettin Erbakan, semua didasari pada kebencian terhadap kebangkitan Islam dan terbangunnya spirit khilafah hakiki di Turki.
(8)
Pun sangat sulit menemukan alasan, mengapa militer harus mengkudeta Erdogan? Ekonomi, maju. Infrastuktur terbangun modern. Bahkan kekuatan militer Turki semakin digjaya di era Erdogan, dengan anggaran berlimpah.
(9)
Saya pun tak habis pikir. Mengapa anasir-anasir kudeta dari kalangan jamaah Gulen, tidak menahan diri seperti Muawiyah bin Abi Sufyan menahan diri saat ditawari Salibis Romawi, berupa dukungan dana dan backup persenjataan melawan Khalifah Ali bin Abi Thalib.
(10)
Lupakah pada perkataan Kan'an Evrin, jenderal kudeta 1980 yang kemudian menjadi Presiden Turki. Ia berkata tahun 1984, "Apakah kami diharuskan memberi makan pihak yang kami kudeta untuk sekian lamanya. Bukankah lebih baik bagi kami menghukum gantung mereka?"
(11)
Sebagai kalangan terdidik. Jamaah Gulen sepatutnya paham. Turki adalah negara dengan sejarah, ideologi, jalur sutra, SDA, dan SDM yang berlimpah. Barat menantikan Turki dipimpin kembali oleh boneka semisal Atatruk yang mudah dikendalikan remote control.
(12)
Saya yakin. Presiden Erdogan akan memperlakukan Gulen berikut jamaah dan assetnya, dengan cinta. Tengoklah setangkai mawar. Simbol cinta yang tetap berduri. Bisa jadi melukai. Namun itu lebih baik, demi sebuah cita cinta kehebatan Turki di tahun 2023.
(13)
Maka kita yang tak ada kaitan dengan Turki selain Islam. Mari bersikap proporsional. Dukung terus Presiden Erdogan, sebagai satu-satunya pemimpin Muslim yang disegani dunia Barat. Terus doakan Turki mampu bertahan dan menyerang maju melawan arogansi Barat.
(14)
Kita nasihati Tuan Gulen dan jamaahnya, terutama yang tidak turun langsung dalam kudeta di Turki. Sebab bagi saya. Mereka adalah jamaah kebaikan dan asset umat yang perlu diselamatkan. Satu hal yang kita tunggu. Presiden Erdogan lebih serius lagi merestorasi jaringan dakwah Gulen. Tentu dengan restorasi cinta dan akuisisi dana. Saya yakin bisa!
0 komentar:
Post a Comment