Ajaran Gulen yang Menyimpang
Oleh: Dr Sitaresmi S Soekanto
Alumnus Program Doktoral Ilmu Politik FISIP UI
PEMILU Juni 2015, AKP mengalami penurunan suara karena sudah tidak mendapatkan dukungan lagi dari Ormas Gulen, sejak Erdogan makin menunjukkan karakter islamisnya. Mengapa Gulen tidak lagi mendukung? Boleh jadi juga karena Gulen sendiri berubah.
Andhika Rahman, master sosiologi agama Marmara University, Istanbul, menyebutkan bahwa awalnya Gulen belajar di salah satu madrasah yang mengkaji dan menyebarkan Risalah An Nur karya ulama kharismatik Turki yakni Said Nursi, namun kemudian di belakangan hari ia bahkan mengakui bahwa ia sekuler dan banyak pernyataannya yang membingungkan umat:
– Ketika ada larangan jilbab oleh pemerintah, ia malah mengatakan jilbab tidak wajib
– Ketika Erbakan dikudeta dan partai Refah dibekukan pada tahun 1995, Gulen menyatakan dukungannya pada kudeta tersebut
Awalnya ia mendukung AKP karena mengira AKP benar-benar sekuler dan berbeda dari partai Refah, belakangan ia menyadari karakteristik AKP yang tidak berbeda dengan Refah.
Perubahan Gulen semakin nyata sejak ia bermukim di Pensylvania, AS sejak 1999 dan rajin mengikuti ‘Dialog Antar Agama’ di Amerika.
Pernyataan-pernyataannya semakin menampakkan hal itu termasuk ketika ia malah menyalahkan rombongan “Freedom Flottila” di kapal Mavi Marmara yang membawa bantuan buat rakyat Gaza dan dibajak oleh Israel dengan mengatakan seharusnya meminta izin dulu pada Israel dan seterusnya.
Jika kini masih banyak beredar video rekaman ceramah Fethullah Gulen dan juga tulisannya maka perlu dibedakan periodesasinya.
Periode pertama Gulen adalah ketika Gulen masih berada di Turki dan masih rajin berkhutbah menyebarkan pemikiran Risalah An Nur.
Periode kedua, Gulen masih di Turki namun mulai mengeluarkan fatwa yang selalu mendukung militer dan pemerintahan sekuler misalnya menyetujui larangan jilbab.
Periode ketiga, Gulen sudah di Amerika hingga saat ini namun terus menyebarkan pemikiran dan jaringannya bukan hanya di Turki namun juga di negeri-negeri Muslim.
Di Pemilu ulang November 2015, AKP kembali memperoleh suara mayoritas, walaupun tanpa dukungan Gulen. Bahkan Erdogan secara terang-terang setelah upaya ‘kudeta sipil’ tahun 2013 menyatakan bahwa Gulen ada di belakang upaya tersebut.
Dan pada upaya kudeta militer yang gagal Juli 2016, PM Binali Yildirim segera menuding Gulen adalah pihak yang ikut bertanggung jawab di belakang kudeta ini. []
(Disunting dari tanggapan penulis dalam status Facebook Yusuf Maulana)
0 komentar:
Post a Comment