Jokowi bertanya kepada penasihat Presidennya, "SIapa yang paling hebat, saya apa proklamator kemerdekaan Indonesia?"
Penasihat: "Tentu anda tuan. Bapak Proklamator tidak mampu memindahkan istana, sedang anda bisa berpindah ke istana Bogor."
"Kalau saya dengan Bapak Pembangunan, Pak Harto? Siapa yang lebih hebat?"
Penasihat: "Tentu anda tuan. Bapak Soeharto bisa dilengserkan karena menaikkan BBM, hanya 200 rupiah saja. Sedang anda, bisa menaikkan harga-harga sesuka hati tanpa ada demonstrasi."
"Baik. Kalau saya dibanding Profesor Habibie, siapa lebih hebat?"
Penasihat, "Tentu anda tuan. Bapak Habibie menguatkan harga rupiah dari 15.000 ke 5.000, menciptakan pesawat terbang. Tapi akhirnya tidak lagi terpilih jadi Presiden. Sedangkan anda, bus ESEMKA gagal, Transjakarta meledak, rupiah anjlok. Hebatnya anda, malah terpilih jadi presiden."
"Hmmm .. betul juga ya. Aku raisoopo-opo. Nah, kalau dengan Gus Dur. siapa yang lebih hebat?"
Penasihat, "Tentu saja anda. Bukankah ada kiai yang meriwayakan nama anda dari B. Arab. Jokowi jaa qawiyyun. Telah datang orang kuat. Sedangkan gusdur. Dari abdurrahman Wahid malah disingkat jadi Gusdur."
"Ha ha ha.... Gusdur idola saya. Terus kalau saya dengan Bu Mega. Siapa yang lebih hebat?"
Penasihat: "Tentu anda tuan. Bu Mega hanya melelang Indosat dan BCA. Tapi rakyat langsung murka. Tapi anda melelang dan menyerahkan seluruh Indonesia, tapi rakyat malah senang dan tenang."
"Wow! Amazing! Nah kalau saya dibanding Bapak SBY, siapa yang lebih hebat?"
Penasihat: "Tentu anda tuan. Bapak SBY sering bikin lagu, tapi ndak ada yang tertarik membuatkan film. Nah, anda ndak bisa bernyanyi tapi ada yang membuatkan film tentang anda. Terus, Bapak SBY itu suka bilang prihatin. Nah anda ini hebat, walau rakyat susah dan harga-harga naik, anda tidak pernah bilang prihatin. Malah anda bilang, ndak mikir.. Bukan urusan saya..
0 komentar:
Post a Comment