FAQ SOLUSI JOKOWI
Q: "Mas, kenapa sih sering posting mengkritisi pemerintah?"
A: "Kalau pemerintah tidak dikritisi oleh kita, lalu oleh siapa lagi?"
A: "Kan bisa oleh legistatif?"
Q: "Katanya kamu gak percaya sama legistatif"
A: "Tapi solusinya apa? Jangan cuma kritik saja"
Q: "Saya tak ingin Jokowi diturunkan oleh rakyat. Solusinya Jokowi resign"
A: "Emang kalau Jokowi resign, penggantinya siapa?"
Q: "Penggantinya siapa pun terserah, yang penting lebih baik. Tapi secara konstitusi tentu saja wakilnya, JK"
A: "Terus kalau diganti ada jaminan akan lebih baik?"
Q: "Tentu saja tidak ada jaminan. Persis seperti tak adanya jaminan kesusahan rakyat selama 4 bulan terakhir ini akan berakhir kalau Jokowi tetap memimpin negeri."
A: "Jika demikian, apa kriteria pemimpin baru nanti jika memang tidak ada jaminan?"
Q: "Setidaknya konsistensi dan kejujurannya lebih baik. Karena itu modal dasar dalam memimpin."
A:"Ok. Omong-omong, tidak adakah sikap dan kebijakan Jokowi yang baik menurut anda?"
Q: "Tentu saja ada mas. Setiap orang ada baik dan buruknya. Tinggal dihitung saja banyak baik atau buruknya."
A: "Koq anda tidak memberikan apresiasi terhadap yang baiknya?"
Q: "Sudah banyak yang memberikan apresiasi mas. Para pendukungnya. Lagipula selama pilpres sudah terlalu banyak pencitraan yang dilakukan, baik citra apa adanya maupun citra tak nyata. Jadi saya pikir cukup para pendukungnya saja yang memberikan apresiasi, kalau saya ikut-ikutan nanti citra bohongnya bisa dianggap nyata."
A: "Emang seberapa penting kejujuran dalam kepemimpinan?"
Q: "Seberapa besar kamu merasa penting untuk tidak ingin dibohongi oleh pemimpin. Kejujuran melahirkan tanggung jawab. Tanggung jawab melahirkan komitmen dan prestasi. Jika ingin banyak berprestasi, maka jujurlah sebanyak mungkin."
A: "Sudah sebegitu banyak kah ketidakjujuran dari Jokowi?"
Q: "Ada google. Silakan dicari sendiri sejak kiprah beliau di Solo. Kalau saya yang menyampaikan nanti dikiranya subyektif."
A: "Jadi solusinya apa mas?"
Q: "Kan tadi sudah dijawab, solusinya Jokowi Resign (JR). Kembali berbisnis meubel, mengurus Solo atau jika memungkinkan melanjutkan janji mengurusi Jakarta yang tertunda. Toh membangun negara tak mesti jadi presiden."
A: "Pertanyaan terakhir, apakah anda benci ke Jokowi?"
Q: "Kalau saya benci, maka saya membiarkan dia berada pada posisi yang tidak tepat mas. Sama saja menjerumuskan beliau. Sama saja ketika anak anda dipaksa masuk kelas IPA padahal kemampuannya di ilmu-ilmu sosial."
A: "Baik mas. Saya mengerti sekarang. Terima kasih."
Q: "Sama-sama mas. Mari kita berdoa saja semoga Pak Jokowi dan seluruh rakyat Indonesia menjadi lebih baik ke depan. Kita semua harus menjadi sahabat beliau yang tak enggan untuk menghapus kekeliruan beliau ketika beliau keliru untuk kemudian kita luruskan."
0 komentar:
Post a Comment