Middle East Monitor menyebut Presiden Mesir Abdel Fattah Sisi bermain ganda dalam konflik Sunni-Syiah yang terjadi di Yaman, agar mendapat dukungan finansial secara teratur dari pemerintahan Arab Saudi.
Dalam artikel yang ditulis oleh Princess Aboul Fotouh mengatakan, “Kudeta militer Syiah Houthi jelas digunakan sebagai ancaman tawar ke Arab Saudi agar terus mendukung secara finansial Mesir.”
“Sisi akan beralih kepada Syiah Houthi dan Iran jika nantinya Saudi menolak untuk membantu mereka dalam urusan finansial,” tambah Princess Aboul Fotouh.
Princess Aboul Fotouh melanjutkan, “Sungguh ironis, mereka (Mesir) menyatakan ikut bergabung dengan koalisi regional Arab, akan tetapi disaat yang bersamaan tetap membuka kedutaan besarnya di Yaman, dan menunjuk duta besar baru setelah kudeta Houthi kepada negara.”
“Apa yang terjadi dengan Mesir? Kemarin mereka menyambut kami (Syiah Houthi) dan menyatakan kerjasama antara kedua belah pihak. Dan saat ini mereka (Mesir) mengumumkan akan memerangi Houthi dari udara, laut dan darat jika diperlukan,” seperti dikutip pangeran Aboul Fotouh yang baru-baru ini mengunjungi Mesir.
Menurut peneliti di Middle East Monitor ini menyebut Arab Saudi mengambil kebijakan yang salah dengan memasukan Ikhwanul Muslimin sebagai organisasi teroris, dimana pengaruh Iran kini telah berada di utara dan selatan Arab Saudi. (Rassd/Ram)
0 komentar:
Post a Comment