Masih Hidup, Komandan Al-Qassam Muhammad Al-Deif Lanjutkan Perang Melawan Penjajah Zionis
Melansir laporan Pusat Informasi Palestina pada Kamis (23/10/2014) yang dikutip arrahmah.com, Jumat (24/10), Kepala Biro Politik Hamas, Khalid Misy’al menegaskan, komandan umum Brigade Izzuddin Al-Qassam Muhammad Al-Deif masih hidup. Zionis gagal membunuhnya dalam operasi pembunuhan yang menyebabkan istri dan dua anaknya gugur syahid, insya Allah, pada perang “dedaunan dimakan ulat” itu.
Sebagaimana dikutip dari wawancaranya dengan majalah Vanity Fair Amerika, Misy’al menyatakan, Al-Deif masih hidup dan akan melanjutkan peperangannya melawan penjajah Zionis.
Ia menambahkan, Hamas memiliki bukti bahwa ia masih hidup dan orang lain tidak perlu tahu, sebab Deif bukan tokoh politis yang harus diangkat ke permukaan. “Ia adalah seorang kombatan yang hampir tidak pernah muncul di depan umum, bahkan sebelum perang terjadi,” ungkap Misy’al.
Terowongan
Terkait terowongan bawah tanah yang bermuara dari Gaza hingga ke wilayah yang dijajah Zionis, Misy’al mengatakan, “Di tengah perimbangan kekuatan yang berpihak kepada Zionis, kami harus kreatif dalam menciptakan cara baru dan terowongan adalah salah satunya. Militer Zionis jauh lebih kuat dibanding kami. Zionis memiliki alat penghancur sangat besar. Mereka memiliki pesawat tempur dan pelontar roket otomatis juga merupakan pertahanan senjata terkuat di kawasan ini.”
Kata Misy’al, karena faktor di atas, Hamas dan faksi perlawanan Palestina lainnya di Jalur Gaza dengan dukungan penuh rakyat, hanya berusaha menjamin sarana darurat menjaga rakyat itu sendiri. “Terowongan adalah salah satu upaya menambah pertahanan dari serangan ‘Israel’ dan memberikan peluang kepada kelompok perlawanan untuk mempertahankan diri.”
Mengenai terowongan yang disebut-sebut media difungsikan untuk menyerang, Misy’al menyinggung, perlawanan Palestina menggunakan terowongan untuk menyerang balik, sementara pasukan Zionis menyerang Jalur Gaza terlebih dahulu. “Dengan demikian, meski disebut ‘menyerang’, pada kenyataannya upaya mengoptimalkan terowongan, tetap untuk mempertahankan diri,” imbuhnya.
Misy’al menegaskan, jika terowongan murni difungsikan untuk menyerang, pasti sudah digunakan Hamas sebelum perang. “Namun karena ‘Israel’ menyerang terlebih dahulu, maka terowongan itu digunakan untuk menyerang balik ‘Israel’ dari belakang,” ujarnya. Allahu Akbar! (arrahmah.com)
salam-online
0 komentar:
Post a Comment