MILITER MESIR TAMBAH PENDERITAAN GAZA DENGAN LARANGAN TERBARUNYA
Nelayan Palestina telah dilarang militer Mesir untuk berlayar mencari ikan ke perairan Mesir, keputusan lain yang membuat warga Gaza semakin menderita setelah penggulingan Presiden Muhamad Mursi pada 3 Juli lalu.
Para nelayan sering berlayar menuju perairan Mesir karena zona melaut mereka yang sempit, setelah Israel menetapkan nelayan Gaza hanya boleh berlayar sejauh enam mil laut, lapor Al Monitor yang dipantau MINA (Mi’raj News Agency).
Menurut surat kabar Israel Yedioth Ahronoth, militer Mesir melarang nelayan di perairan wilayah utara Sinai kota Rafah, Sheikh Zuweid dan Al-Arish sejak 18 Juli sampai waktu yang belum ditentukan.
Sebuah pernyataan menyebutkan alasan di balik larangan tersebut adalah untuk mencegah adanya masuk pejuang dari Gaza ke Mesir dengan kapal nelayan.
Ketua Sindikat Nelayan Palestina di Gaza, Nizar Ayesh, mengatakan tidak ada pemberitahuan resmi kepada organisasinya mengenai pelarangan itu.
"Kapal perang Mesir selalu mengawasi perbatasan antara Gaza dan Mesir, namun tidak pernah melarang setiap perahu Palestina dari berlayar ke Mesir sebelum pekan lalu," kata Ayesh kepada Al-Monitor.
Darweesh Al-Assi (43), seorang nelayan selama lebih dari 35 tahun, mengatakan dia selalu memancing di perairan Mesir sebelum ia mendengar dari rekan-rekannya bahwa sekarang tidak lagi diizinkan. "Dua hari yang lalu, anak-anak saya pergi ke sekitar Mesir tetapi kembali lagi setelah diusir kapal perang Mesir," kata Assi.
Ayesh menjelaskan, "selama ini nelayan Gaza memancing di Mesir karena mereka menghindari diri dari zona larangan dan batasan Israel, tetapi sekarang ruang mereka benar-benar terkepung."
Selain zona perikanan terbatas, nelayan Gaza juga menderita kekurangan bahan bakar, kebutuhan pangan, dan kebutuhan konstruksi setelah militer Mesir menutup banyak terowongan penyelundupan di bawah batas antara Jalur Gaza dan Semenanjung Sinai.
Dampak tambahan tuduhan media Mesir
Tindakan keras Mesir terhadap Gaza datang sejak kampanye media Mesir memberitakan tuduhan campur tangan pejuang Hamas mendukung Ikhwanul Muslimin dalam konflik di Mesir, yang dikatakan Hamas adalah tuduhan yang dibuat Israel.
Menurut Ayesh, 80 persen nelayan Gaza sekarang keluar dari pekerjaan mereka karena larangan baru Mesir tersebut, yang menambah penderitaan mereka di atas pengepungan perairan Gaza oleh Israel sejak 2007.
Sebelumnya kesepakatan Oslo yang ditandatangani pada 1993 dengan Otoritas Palestina menetapkan zona perikanan Gaza menjangkau 20 mil laut, namun Israel menetapkan secara sepihak zona perikanan sampai tiga mil laut menyusul penculikan tentara Israel Gilad Shalit pada 2007.
Dari tiga mil, zona kemudian diperluas ke enam mil laut sejak gencatan senjata Israel-Hamas yang dimediasi Mesir pada November 2012, namun Israel tetap menembaki nelayang walau pun mereka berlayar kurang dari enam mil laut. (mina)
0 komentar:
Post a Comment